Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puteri Mantan Agen Rusia Yang Keracunan Sudah Tak Lagi Dalam Kondisi Kritis

Kondisi kesehatan Yulia, puteri mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal terus menunjukan perkembangan positif

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Puteri Mantan Agen Rusia Yang Keracunan Sudah Tak Lagi Dalam Kondisi Kritis
The New York Times
Yulia, puteri mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Kondisi kesehatan Yulia, puteri mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal terus menunjukan perkembangan positif.

Bahkan, berdasarkan laporan AP, Kamis (29/3/2018), Yulia sudah bisa merespon dengan baik perawat dan tidak lagi dalam kondisi kritis setelah terkena serangan racun saraf yang diduga dilakukan agen-agen Rusia di Inggris.

Namun sebaliknya, ayahnya masih tetap berada dalam kondisi kritis.

Lembaga Salisbury NHS Trust masih terus mengawasi rumah sakit dimana Yulia dan ayahnya sedang dirawat.

"Yulia sudah bisa merespon dan tidak lagi dalam kondisi kritis. Kondisinya sudah stabil," demikian lapoan Salisbury NHS Trust.

Meskipun sudah tidak lagi kritis, menurut Direktur medis, Christine Blanshard, Yulia masih terus dirawat ahli perawatan klinis selama 24 jam sehari.

Berita Rekomendasi

Yulia Skripal dan ayahnya, mantan agen Rusia ditemukan tak sadarkan diri di kota Salisbury, Inggris pada 4 Maret lalu.

Otoritas Inggris mengatakan bahwa mereka mengalami keracunan racun saraf militer dan menyalahkan Rusia dalang dibalik upaya pembunuhan itu.

Moskow menyangkal keterlibatan dalam serangan yang telah memicu krisis diplomatik antara Rusia dan Barat.

Sebelumnya kepolisian Inggris mengungkap Sergei Skripal dan putrinya mengalami keracunan racun saraf yang ditinggalkan di depan pintu rumah mereka di Inggris.

Setelah penggunaan pertama kali racun saraf kelas militer di Eropa sejak perang dunia kedua, Inggris menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas percobaan pembunuhan terhadap mantan agen gandanya.

Sontak solidaritas Barat berupa gerakan mengusir diplomat Rusia pun terjadi.

Rusia membantah menggunakan Novichok -racun saraf yang pertama kali dikembangkan oleh militer Soviet itu- untuk menyerang Skripal.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas