Rudal Hajar Pangkalan AU Suriah, 14 Serdadu Tewas
Pagi-pagi sekali, sebuah rudal menerjang pangkalan udara pemerintah Suriah dan menewaskan 14 orang, temasuk pasukan Iran
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pagi-pagi sekali, sebuah rudal menerjang pangkalan udara pemerintah Suriah dan menewaskan 14 orang, temasuk pasukan Iran, Senin (9/4/2018).
"Setidaknya 14 prajurit tewas dalam serangan di bandara T-4, termasuk pasukan Iran," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, lembaga monitor yang berbasis di Inggris, seperti dilansir dari AFP.
Sementara, media pemerintah Suriah melaporkan beberapa orang tewas dan terluka dalam serangan itu, tanpa menjelaskan jumlah korban dalam angka.
Pangkalan T-4 terletak di provinsi Homs, yang juga dikenal bandara Tiyas.
Kepala Observatorium Suriah Rami Abdel Rahman mengatakan, pasukan pemerintah Suriah bersekutu dengan Rusia dan Iran, juga berada di pangkalan udara ketika serangan terjadi.
Lembaga yang memiliki banyak jaringan sumber itu mengaku, pihaknya belum dapat mengonfirmasi pelaku yang meluncurkan serangan tersebut.
Namun, pada Februari lalu, Israel pernah menyerang pangkalan militer milik pemerintah Suriah, yang kala itu diidentifikasi sebagai T-4. Juru bicara militer Israel menolak berkomentar terkait serangan rudal pada pagi ini.
Serangan di pangkalan udara militer terjadi setelah pasukan Suriah berupaya memukul mundur pemberontak di Douma, Ghouta Timur. Mereka diduga menggunakan senjata kimia, sehingga menewaskan puluhan warga sipil.
Amerika Serikat dan Perancis mengutuk tindakan pasukan Suriah atas penyerangan dengan senjata kimia tersebut.
Presiden AS Donald Trump memberikan peringatan keras kepada pemerintah Suriah terkait dugaan penggunaan gas beracun dalam serangan di wilayah pemberontak.
"Banyak yang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan kimia yang tanpa pertimbangan di Suriah," kicau Trump.
Pria berusia 71 tahun itu mengecam rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang merupakan sekutu penting pemerintah Suriah.
"Presiden Putin, Rusia, dan Iran bertanggung jawab karena mendukung Assad. Harganya besar," katanya.
Namun, Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan, tidak melakukan serangan udara di Suriah.
"Kami terus memantau situasi dan mendukung upaya diplomatik untuk menahan siapa saja yang menggunakan senjata kimia, di Suriah dan sebaliknya, harus bertanggung jawab," ucap juru bicara Pentagon. Perancis juga membantah terlibat dalam serangan di pangkalan udara Suriah.
"Itu bukan kami," ujar juru bicara militer Perancis Patrik Steiger kepada AFP.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Serangan di Pangkalan Udara Pemerintah Suriah Tewaskan 14 Orang