Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dewan Keamanan PBB Tolak Resolusi Rusia yang Kutuk Serangan Suriah

Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) menolak resolusi Rusia pada Sabtu lalu,

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dewan Keamanan PBB Tolak Resolusi Rusia yang Kutuk Serangan Suriah
(AP/Mary Altaffer)
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan terkait situasi di Suriah, pada Sabtu, 14 April 2018 di markas besar PBB. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM,NEW YORK - Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) menolak resolusi Rusia pada Sabtu lalu, yang menyerukan hukuman terhadap serangan militer yang diluncurkan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis ke Suriah.

Serangan tersebut disebut sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia yang diduga dilakukan pada awal bulan ini.

Dikutip dari laman The Times of Israel, Minggu (15/4/2018), Moscow gagal memenangkan dukungan terkait seruannya mengecam 'agresi' terhadap negara yang dilanda perang setelah operasi gabungan AS, Inggris dan Perancis.

Langkah Rusia itu yakni mengutuk 'agresi' melawan Suriah dan menuntut agar ketiga negara sekutu tersebut menahan diri dari serangan lebih lanjut.

Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB itu, hanya 3 negara yakni Rusia, Cina, dan Bolivia yang mendukung resolusi pada akhir pertemuan darurat yang dihadiri 15 anggota dewan yang dipanggil Rusia pada Sabtu lalu.

Delapan negara memilih untuk menentang resolusi tersebut, mereka adalah AS, Inggris, Perancis bersama dengan Swedia, Belanda, Polandia, Kuwait, dan Pantai Gading.

BERITA TERKAIT

Sementara Peru, Kazakhstan, Ethipia, dan Equatorial Guinea tidak memilih.

Resolusi tersebut membutuhkan setidaknya sembilan suara 'ya' untuk bisa disetujui Dewan Keamanan PBB.

Voting tersebut mencerminkan adanya perpecahan dalam lembaga paling kuat PBB, yang dianggap tidak mampu menangani konflik Suriah selama tujuh tahun dan penggunaan senjata kimia di negara itu.

AS, Inggris dan Perancis menyampaikan mereka meluncurkan serangan udara terhadap situs-situs kimia di Suriah setelah memperoleh bukti bahwa gas beracun telah digunakan pada akhir pekan lalu di Douma, dan menewaskan setidaknya 40 orang, termasuk anak-anak.

Rusia dan Suriah menyebut serangan ketiga negara sekutu itu dibuat-buat.

Baca: AS dan Perancis Klaim Tidak Ada Satupun Rudal Mereka yang Bisa Dicegat Suriah

Pada Sabtu lalu, AS memperingatkan keputusan mereka telah terkunci dan siap meluncurkan serangan militer lebih banyak di Suriah, jika pasukan Presiden Bashar al-Assad tetap melakukan serangan senjata kimia.

Inggris berpendapat bahwa serangan itu dilakukan secara 'benar dan sah' untuk meringankan penderitaan kemanusiaan daru penggunaan gas beracun secara berulang kali dalam serangan pada tujuh tahun terakhir perang Suriah.

Sementara itu, Duta Besar Rusia Vassiky Nebenzia menuduh negara Barat 'hooliganisme' dan menuntut mereka segera mengakhiri tindakan terhadap Suriah dan menahan diri untuk mengambil langkah lanjutan.

"Anda tidak hanya menempatkan diri anda di atas hukum internasional, tetap anda mencoba untuk menulis kembali hukum internasional," kata Nebenzia setelah voting PBB dilakukan.

Sumber: https://www.timesofisrael.com/

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas