Pasukan Suriah Tembak Jatuh Rudal yang Menargetkan Dua Pangkalan Udara
Televisi Suriah memperlihatkan citra dari sebuah rudal yang terbang mengudara diatas pangkalan udara
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertahanan anti-pesawat terbang Suriah menembak jatuh misil yang menargetkan pangkalan udara Suriah Shayrat di Provinsi Homs, Senin malam (16/4/2018), dan pangkalan udara lainnya disebelah timur laut ibukota Damaskus.
Televisi Suriah memperlihatkan citra dari sebuah rudal yang terbang mengudara diatas pangkalan udara sehari selang serangan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis terhadap sasaran bahan kimia Suriah di kota Douma, Damaskus.
"Kami tidak mengomentari laporan seperti itu," kata seorang juru bicara militer Israel, ketika ditanya tentang serangan rudal, dikutip dari Reuters, Selasa (17/4/2018).
Baca: Lagu Sang Penggoda, Maia Estianty: Saya Enggak Suka Bahas Yang Dulu-Dulu
Pangkalan udara Shayrat pernah menjadi target serangan rudal AS pada April tahun lalu sebagai balasan atas serangan kimia yang menewaskan 70 orang termasuk anak-anak, di kota Khan Khanikun yang dikuasai pemberontak.
Israel kerap menargetkan serangannya terhadap lokasi-lokasi pasukan Suriah ketika terjadi konflik, menyerang konvoi dan pangkalan milisi dukungan Iran yang berperang bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Israel telah lama mengatakan Iran memperluas pengaruhnya di sabuk wilayah yang membentang dari perbatasan Irak ke Libanon, dimana Israel mengatakan bahwa Iran memasok senjata untuk Hizbullah.
Baca: Berat Badan Tambah, Ahok Lahap 33 Buku Setebal 600-700 Halaman
Hizbullah dan milisi pendukung Iran lainnya memiliki pengaruh besar di Suriah dan membangun pondasi kuat di daerah tengah dan timur dekat perbatasan Irak.
Gerakan persenjataan berat dengan dukungan Teheran yang menjadi sekutu militer Suriah ini menjadi vital bagi Presiden Bashar al-Assad dalam perang Suriah yang telah berlangsung selama tujuh tahun tersebut.
Qassem memaparkan militer yang kuat tidak ikut bertarung dalam seluruh pertarungan di Suriah, namun hanya hadir pada area yang diperlukan. Dia tidak menjelaskan lebih rinci lagi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setelah serangan yang dilancarkan AS, Inggris, dan Prancis di Suriah, Negaranya akan melanjutkan "langkah melawan Iran di Suriah."