Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Muslim di Swedia: Dibantu Gereja Katolik Bangun Masjid di Basement Apartemen

Tidak ada kubah besar khas masjid pada umumnya. Masjid Hotorget berada di sebuah basement apartemen kawasan Apelbergsgatan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Cerita Muslim di Swedia: Dibantu Gereja Katolik Bangun Masjid di Basement Apartemen
Tribunnews.com/Willy Widiyanto
Masjid Hotorget di kawasan Apelbergsgatan, Stockholm yang diketahui dari kode cat berwarna hitam bertuliskan 'N34'. Cukup sulit mencari lokasi masjid ini. 

TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Meski bukan menjadi mayoritas, para pemeluk agama Islam di Stockholm, Swedia tetap menjalankan aktivitas ibadahnya seperti biasa.

Seperti yang ada di Masjid Hotorget, Stockholm. Letak masjid di lokasi ini memang tidak biasa.

Tidak ada kubah besar khas masjid pada umumnya. Masjid Hotorget berada di sebuah basement apartemen kawasan Apelbergsgatan.

Jaraknya sebenarnya tidak jauh dari pusat keramaian di Stockholm, daerah Vasagatan. Hanya 12 menit berjalan kaki atau sekitar 1,2 kilometer, akan tetapi cukup sulit menemukan lokasi masjid Hotorget.

Satu-satu petunjuk di masjid tersebut adalah coretan cat berwarna hitam bertuliskan 'N 34' tepat di depan pintu masjid. 'N 34' merupakan nomor pintu dari apartemen.

Saat Tribun datang pada pukul 22.30 sang penjaga masjid sempat tidak memperbolehkan masuk karena katanya waktu salat Isya sudah lewat.

"Waktu salat Isya sudah lewat, masjid ini sudah tutup sejak jam 22.00,"kata penjaga masjid.

Berita Rekomendasi

Memang di pengumuman yang ditempel di pintu masjid dikunci dan ditutup rapat pada pukul 22.00.

Namun setelah Tribun menjelaskan maksud kedatangan sang penjaga masjid langsung mempersilakan masuk dan hanya diberi waktu 15 menit. Di dalam ada beberapa jemaah yang sedang membaca kitab suci Alquran.

"Oke silakan kalau mau salat tapi hanya 15 menit,"ujarnya.

Masjid ini tidak luas, hanya muat kira-kira untuk 40 jemaah laki-laki dan perempuan. Para jemaahnya pun sebagian besar berasal dari luar Swedia alias imigran seperti Gambia, Ethiopia, Amerika Serikat serta Bangladesh.

James seorang muslim asal Texas, Amerika Serikat yang sudah lama menetap di Swedia mengatakan saat salat Subuh tiba masjid dikunci, tidak ada jemaah yang datang.

"Saat Subuh tidak ada orang di sini, pintu terkunci rapat, kami tidak mau menganggu para penghuni apartemen,"ujar James.

Kendati demikian saat waktu salat Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya tiba masjid ramai didatangi jemaah.

"Kami harus tetap tenang, penghuni apartemen jadi terganggu kalau kita ramai datang kesini. Biasanya mereka(jemaah) salat di rumah masing-masing,"kata James.

Sejak 1973

James lalu menjelaskan, masjid Hotorget sudah ada sejak tahun 1973. Pria yang sebelumnya lama tinggal di Finlandia ini juga bercerita bahwa pihak gereja Katolik dekat kawasan Apelbergsgatan banyak berjasa membangun masjid.

"Kamu tahu ada gereja Katolik dekat sini, mereka yang membantu kita berada disini sejak 45 tahun lalu. Mereka memberikan tempat untuk muslim beribadah disini,"kata James.

Pemerintah Swedia juga lanjut James juga cukup bersahabat kepada para pemeluk agama Islam. Begitu pula para warganya.

"Tidak seperti di AS dimana para muslim selalu dicap jelek dan buruk,"kata James.

Selain bercerita banyak tentang masjid Hotorget, James juga berharap khususnya kepada muslim di Swedia untuk mendoakan saudara-saudaranya sesama pemeluk agama Islam di Palestina dan Suriah.

James juga ingin konflik antara Israel dan Palestina cepat selesai serta damai.

"Israel dan Palestina sudah lama bertikai saya hanya berdoa dan berharap agar ada kedamaian disana,"kata James. (Willy Widiyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas