Bank Suruga Jepang Palsukan Dokumen Nasabah Yang Pinjam Uang, Diakui CEO-nya
Kami minta maaf sedalamnya atas kejadian ini dan akan melakukan penyelidikan sedalamnya agar tidak terulang lagi di kemudian hari
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Akihiro Yoneyama, 52, Presiden dan CEO Suruga Bank Co.Ltd sore ini dalam jumpa persnya mengakui stafnya melakukan pemalsuan dokumen bank dan meminta maaf kepada masyarakat beserta anggota Direksi lainnya.
"Kami minta maaf sedalamnya atas kejadian ini dan akan melakukan penyelidikan sedalamnya agar tidak terulang lagi di kemudian hari," papar Yoneyama Selasa ini (15/5/2018).
Yoneyama mengakui stafnya melakukan pemalsuan dokumen supaya banyak nasabahnya bisa mendapatkan pinjaman (loan) dari Suruga Bank untuk membeli rumah.
"Terus terang saya tak dapat memahami mengapa ini bisa terjadi terutama apabil amelihat resikonya sebenarnya tak boleh terjadi," tekannya.
Oleh karena itu Yoneyama menyatakan akan mengatasinya dengan hati-hati agar dapat kepercayaan yang baik kembali dari masyarakat maupun dari para bankir lainnya.
"Kami akan membentuk komite pihak ketiga dan mengambil tindakan tegas pada tanggung jawab manajemen berdasarkan penyelidikan tersebut," tekannya lagi.
Para staf Suruga Bank melakukan pemalsuan dokumen bank terutama mengenai penghasilan para peminjam dana Suruga Bank.
Seorang pekerja yang berpenghasilan sekitar 6,2 juta per tahun diubah oleh staf Suruga Bank dengan angka sekitar 9,3 juta yen setahun dengan alasan supaya dana pinjaman bisa disahkan pihak bank.
Selain itu pihak Suruga Bank juga meminta sebuah perusahaan realestat agar memberikan, menjual rumah kepada nasabahnya dengan data palsu yang juga dibuatkan pihak real estat atas petunjuk dan permintaan Suruga Bank.
Seorang nasabah Suruga Bank yang meminjam uang juga merasa aneh, "Penghasilan saya dan ini yang saya berikan ke pihak Suruga Bank, hanya sekitar 6,2 juta per tahun. Kok tahu-tahu di dokumen Suruga Bank penghasilan saya bisa jadi 9,3 juta yen per tahun. Ini jelas tridak benar," ungkap nasabah tersebut yang tak mau disebut namanya.
Akibat penghasilan kecil di angkat besar, pinjaman sejak tahun 2015 ratusan juta yen, dibelikan rumah untuk disewakan lagi, kini banyak yang macet tak bisa bayar cicilan dan bunga oleh nasabah.
Tetapi nasabah yang mengetahui adanya pemalsuan dokumen Suruga Bank menuntut ke bank tersebut hari ini ke pengadilan karena melakukan pemalsuan dokumen sehingga nasabah jadi kesusahan saat ini.
Bahkan seorang nasabah berkeinginan bunuh diri karena tak bisa mengembalikan pinjaman bank tersebut, "Saya sangat stres berat sudah tak bisa apa-apa lagi dan malu terhadap keluarga. Rasanya saya mau bunuh diri saja untuk menyelesaikan masalah ini," ungkap nasabah lainnya.