Polisi India Selatan Dituduh Melakukan Pembunuhan Massal Setelah Menembak Para Demonstran yang Tewas
Politisi oposisi di negara bagian Tamil Nadu telah menuduh polisi melakukan pembunuhan massal
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, TAMIL NADU - Para demonstran telah ditembak mati selama protes-protes keras di India Selatan terhadap sebuah pabrik tembaga yang dioperasikan oleh sebuah pertambangan raksasa asal Inggris yang mencemari lingkungan setempat.
Politisi oposisi di negara bagian Tamil Nadu telah menuduh polisi melakukan pembunuhan massal terhadap pengunjuk rasa yang menentang perluasan fasilitas peleburan tembaga di kota pelabuhan Thoothukudi.
Sepuluh orang ditembak mati dan sekitar 80 orang terluka oleh polisi setelah massa membakar mobil dan melempari petugas dengan batu, Selasa (22/5).
Pada hari Rabu (23/5), seorang demonstran lain, yang diidentifikasi oleh media India bernama Kaliappan (23), tewas dalam protes lebih lanjut.
Pengadilan tinggi Madras memerintahkan penghentian perluasan fasilitas seberat 400.000 ton itu sebagai tanggapan atas kerusuhan yang terjadi, dan memerintahkan pihak berwenang untuk mengadakan diskusi publik sebelum memberikan persetujuan kelanjutan pembangunan.
Tempat pertambangan yang dioperasikan oleh anak perusahaan India dari Vedanta Resources yang berbasis di London, telah berulang kali ditutup karena keluhan polusi dan didenda £10 juta pada tahun 2013 karena melanggar norma lingkungan dan beroperasi tanpa persetujuan dari dewan polusi negara.
Pada tahun yang sama, para aktivis menuduh kebocoran gas dari pabrik tersebut membuat ratusan orang kesulitan bernapas, mual, dan infeksi tenggorokan.
Warga dan aktivis lingkungan telah melakukan protes selama tiga bulan terakhir terhadap rencana untuk penggandaan kapasitas pabrik tembaga, karena mencemari udara dan perikanan di sekitar lokasi pertambangan.
MK Stalin, pemimpin partai oposisi Tamil Nadu, DMK, mengatakan polisi bersalah atas kekejaman yang sudah menimpa kepada para demonstran tersebut.
"Pembunuhan massal orang yang tidak bersalah," ujar Stalin dalam akun twitternya, seperti dilansir oleh theguardian.com, Rabu (23/5/2018).
“Siapa yang memerintahkan polisi menembaki para pengunjuk rasa? Mengapa senjata otomatis digunakan untuk membubarkan kerumunan dan atas dasar hukum apa semua kejadian ini diizinkan?" tambahnya.
Rahul Gandhi, pemimpin nasional partai oposisi, telah menyebut kematian itu sebagai "contoh brutal tindakan terorisme yang disponsori negara". "Warga ini dibunuh karena memprotes ketidakadilan," katanya.
P. Mahendran, inspektur polisi distrik Thoothukudi, mengatakan 18 petugas juga terluka dalam bentrokan itu. "Situasinya tegang tapi semuanya di bawah kendali," katanya. "Postmortem juga sedang dilakukan dan mereka akan diserahkan kepada keluarga hari ini." pungkas Mahendran.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.