Taliban Tolak Tawaran Presiden Ghani Perpanjang Gencatan Senjata Pertama Dalam 17 Tahun
Gencatan senjata Idul Fitri yang berlaku sejak Jumat-Minggu kemarin (15-17/6/2018)
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KABUL -- Taliban menolak tawaran Presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk memperpanjang gencatan senjata Idul Fitri.
Gencatan senjata Idul Fitri yang berlaku sejak Jumat-Minggu kemarin (15-17/6/2018) merupakan gencatan senjata yang pertama kali berlaku sejak 17 tahun atau sejak invasi AS di Afghanistan pada tahun 2001 silam.
Taliban mengatakan akan terus berjuang seperti yang dikutip news.sky.com pada Senin (18/6/2018).
"Gencatan senjata berakhir malam ini dan operasi kami akan dimulai, insya Allah," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Minggu kemarin (17/6/2018).
"Kami tidak punya niat untuk memperpanjang gencatan senjata," kata dia.
Penolakan dari Taliban itu menimbulkan kekhawatiran, di mana telah tercapai perdamaian singkat dalam 3 hari sebelumnya antara tentara, pasukan Taliban, dan pejabat pemerintah yang larut bersorak gembira merayakan Idul Fitri.
Presiden Ghani mengumumkan tawaran itu secara terbuka, yang disertai juga dengan membebaskan 46 tahanan Taliban.
Namun beberapa pejabat di Pemerintahan mengkritisi kebijakan gencatan senjata itu.
Amarullah Saleh misalnya, mantan kepala direktorat keamanan nasional, berpendapat Ghani telah melakukan "kesalahan besar" dengan mengizinkan pejuang Taliban memasuki daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.
"Kami tidak memiliki mekanisme untuk mengurangi pelanggaran gencatan senjata oleh Taliban," katanya.
Para pejabat mengatakan 10 orang tewas dan 30 orang terluka, tetapi belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Ketika warga Afghanistan di semua wilayah merayakan Idul Fitri bersama pada hari Sabtu, ada sebuah ledakan bom diri di Nangarhar, yang menewaskan 36 orang di luar ibukota provinsi Jalalabad.
Sementara itu, suasana pada hari Minggu tetap meriah, dengan cerita yang disebarkan dari seorang anggota Taliban yang memeluk warga Kabul.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.