Rusia Akan Bangun Unit Tenaga Nuklir Baru di Tiongkok
Rusia dan Tiongkok telah menandatangani perjanjian untuk membangun dua unit tenaga nuklir baru di negeri tirai bambu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, TIONGKOK - Rusia dan Tiongkok telah menandatangani perjanjian untuk membangun dua unit tenaga nuklir baru di negeri tirai bambu.
Hal tersebut disampaikan perusahaan nuklir Rusia, Rosatom.
"Kami telah menandatangani perjanjian antar pemerintah baru dengan mitra Tiongkok kami, untuk pembangunan unit Tianwan ke-6 dan ke-7 serta penyediaan situs baru untuk kami," kata CEO Rosatom Alexey Likhacev dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Dmitry Medvedev.
Ia menambahkan bahwa setidaknya dua unit baru lainnya akan menjadi subyek perjanjian terpisah antara Rusia dan Republik Rakyat Tiongkok.
Dilansir dari laman Russia Today, Rabu (4/7/2018), Rosatom dan Administrasi Energi Nasional Tiongkok diperkirakan akan meluncurkan unit pembangkit listrik tenaga nuklir Tianwan yang ke-7 dan ke-8, masing-masing akan diluncurkan pada 2026 dan 2027 mendatang.
Baca: Skutik Lexi Jadi Primadona Pengunjung di Booth Yamaha Jakarta Fair
Perusahaan nuklir tersebut menyumbang dua pertiga dari gabungan perjanjian pembangkit listrik tenaga nuklir antar pemerintah dunia.
"Sampai hari ini, kami memiliki 35 unit tenaga nuklir yang dikontrak sebagai bagian dari perjanjian antar pemerintah, dan itu menyumbang 67 persen dari konstruksi asing gabungan dunia," jelas Likhacev.
Rusia dan Tiongkok telah memperkuat hubungan di sektor energi nuklir.
Saat bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan energi adalah sektor kunci kerjasama antara kedua negara komunis itu.
"Rusia tetap berperan sebagai pemasok bahan bakat terbesar ke pasar Tiongkok, tahun lalu kami memasok lebih dari 50 juta ton minyak, kemudian pada April kemarin jumlah ini meningkat sebesar 26 persen," kata Putin.
Kedua negara tersebut juga bekerjasama dalam inisiatif One Belt, One Road.
Perlu diketahui, perdagangan antara Rusia dan Tiongkok telah tumbuh sebesar 31 persen pada tahun ini dan diproyeksikan mencapai target USD 100 miliar.