Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Proyek Shinkansen (kereta peluru Jepang) yang dimulai sejak tahun 1990 dengan Rute Nagasaki Fukuoka Saga, masih terhambat hingga kini.

"Terkait Rute Nagasaki menggunakan Kyushu Shinkansen pihak partai berkuasa dalam rapat komisi Shinkansen, akan mengabaikan pengenalan model baru Free Gauge Train (FGT) dan akan menunda metode perawatan dan akan melanjutkan diskusi dengan pihak Pemda Perfektur Saga," kata sumber Tribunnews.com, Kamis (19/7/2018).

Pihak Kementerian Transportasi Jepang meminta agar rute Nagasaki tersebut menggunakan standar penuh untuk Perfektur Nagasaki dan JR Kyushu yang didasarkan kepada estimasi dampak keseimbangan tertinggi untuk standar penuh.

Namun Perfektur Saga menentangnya dengan alasan tidak mau ada tambahan biaya lagi. Mereka tak mau ada beban finansial pada pemda itu lagi.

Baca: Politisi Demokrat Akui Partainya Lebih Intens Berkomunikasi dengan Gerindra Ketimbang Koalisi Jokowi

Karena masih adanya pertentangan tersebut, pihak koalisi pemerintah meninjau kembali dan mendiskusikan metode pengelolaan rute Nagasaki dalam pertemuannya hari ini, Kamis (19/7/2018).

Pertentangan ini membuat hasil pertemuan ditunda terus-menerus karena dianggap tak ada koordinasi satu sama lain antar pemerintah lokal mengenai Full Standard atau Mini Shinkansen pada jalur yang konvensional.

Oleh karena itu pihak Kementerian Transportasi juga enggan untuk membuat anggaran untuk tahun depan guna penganalisaan dampak lingkungan jalur Shinkansen tersebut, mengingat masih adanya masalah ketidaksepakatan antar pemda di Jepang .

"Sudah hampir 30 tahun masih saja belum ada kesepakatan bersama, memang sulit jalur Nagasaki ini sehingga jembatannya pun masih ada yang tetap terputus belum selesai sampai sekarang," tambah sumber itu.