Inggris Gunakan Anak-anak Sebagai Mata-mata dalam Operasi Kepolisian
Otoritas Inggris mengerahkan anak-anak sebagai mata -mata dalam operasi keamanan rahasia yang dilakukan oleh lembaga kepolisian.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Otoritas Inggris mengerahkan anak-anak sebagai mata -mata dalam operasi keamanan rahasia yang dilakukan oleh lembaga kepolisian.
Seperti yang disampaikan Parlemen Inggris dalam sebuah laporan terbaru.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Jumat (20/7/2018), beberapa anak di bawah umur yang bertugas untuk mengumpulkan data intelijen, berusia di bawah 16 tahun, menurut laporan Komite Peninjau House of Lords.
Laporan yang diterbitkan pada pekan lalu, dibuat sebagai tanggapan atas proposal yang diajukan oleh pejabat pemerintah untuk memperpanjang waktu bagi seseorang yang memiliki usia di bawah 18 tahun agar bisa digunakan sebagai sumber rahasia intelijen manusia (CHIS) selama 4 bulan.
Perlu diketahui, sebelumnya proposal tersebut hanya mengizinkan penggunaan anak-anak di bawah umur selama satu bulan saja.
Resiko kesejahteraan
Lord Trefgarne, Ketua Komite Pengawasan Legislasi Sekunder mengatakan kebijakan menggunakan anak muda sebagai CHIS, telah menimbulkan 'kecemasan yang cukup besar' diantara anggota komite.
Baca: Makin Seru, Isu Tarik Menarik Antara Prabowo dengan Anies Baswedan
Ia pun menyatakan keprihatinannya tentang pelonggaran pembatasan yang diberlakukan saat ini.
"Kami prihatin, bahwa memperbolehkan anak maupun remaja untuk berpartisipasi dalam kegiatan rahasia pada jangka waktu yang panjang dapat mengekspos dan meningkatkan resiko terhadap kesejahteraan mental dan fisik mereka," kata Trefgarne.
Laporan yang dirilis pada 12 Juli lalu, tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak anak berusia di bawah 18 tahun yang dikerahkan sebagai informan.
Akses unik
The Home Office, kementerian yang bertanggungjawab untuk hukum dan ketertiban di Inggris, mengatakan bahwa operasi rahasia yang melibatkan anak di bawah usia 18 tahun mungkin saja memiliki akses unik dalam mendapatkan informasi.
Namun bisa saja informasi yang diperoleh memiliki cakupan dalam jumlah yang sangat kecil.
"Mengingat bahwa anak-anak di bawah umur semakin dilibatkan, baik sebagai pelaku maupun korban, dalam kejahatan serius termasuk terorisme, kekerasan geng, pelanggaran narkoba dan eksploitasi seksual anak, ada peningkatan cakupan untuk CHIS remaja untuk membantu mencegah dan menuntut pelanggaran tersebut," kata Ben Wallace, seorang pejabat The Home Office, menanggapi permintaan klarifikasi dari komite.
Baca: Gara-gara Tak Mau Disuruh Menanak Nasi, Seorang Ayah Tega Membunuh Anak Kandung
"Banyak peneliti ingin menghindari penggunaan anak muda dalam peran semacam itu, mungkin saja pengerahan seorang anak yang dikelola secara hati-hati, dapat berkontribusi untuk mendeteksi kejahatan dan mencegah pelanggaran,".
Rights Watch UK, sebuah lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Inggris, mengatakan dalam sebuah cuitannya di Twitter pada Kamis kemarin, bahwa mereka prihatin melihat proposal dan penggunaan yang lebih luas terhadap anak-anak sebagai mata-mata.
"Berdasarkan hukum domestik dan internasional, keputusan yang mempengaruhi anak-anak harus diambil demi kepentingan mereka, kesejahteraan mereka harus menjadi pertimbangan utama, sulit membayangkan keadaan apapun untuk menjadikan mereka sebagai informan," kata kelompok itu.