Meski Tak Ikut Posting Ajaran Kebencian, Pria ini Ikut Dipenjara karena Jadi Admin Grup WA
Junaid Khan dipenjara, hanya karena dia menjadi admin dari grup WA, di mana pesan ajaran kebencian itu diposting.
Penulis: Aji Bramastra
Biang Hoax
Di India, dengan 200 juta pengguna aktif setiap bulannya, WhatsApp memang jadi biang penyebaran ajaran kebencian dan berita hoaks.
Masih di Madhya Pradesh, seorang wanita ditemukan tewas pada Minggu (22/7/2018) kemarin, setelah sebuah rumor tentang penculikan anak tersebar di aplikasi perpesanan WhatsApp.
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan mengenaskan karena telah dimutilasi di dekat hutan daerah distrik Singrauli.
Dilansir Tribunnews dari Asia One, rumor tersebut tersebar di WhatsApp satu hari sebelum kejadian mengenaskan ini terjadi.
Hingga saat ini, sudah 20 orang terbunuh karena insiden yang sama selama dua bulan terakhir.
Hal ini tentu saja membuat pihak berwenang dan pengelola Facebook WhatsApp kebingungan mencari solusi untuk jalan keluar.
Polisi mengatakan sembilan orang ditangkap atas tewasnya wanita yang tak diketahui identitasnya ini.
Para pelaku mengatakan mereka curiga pada korban saat ia bertingkah aneh pada Sabtu (21/7/2018) malam.
Melihat tingkah si korban, mereka teringat rumor soal penculikan anak yang tengah ramai diperbincangkan di WhatsApp.
Saat ini polisi tengah berusaha mencari tahu identitas korban.
"Kami mencoba mengidentifikasi korban dan telah menyebar fotonya ke semua kantor polisi," kata Kepala Polisi Singrauli, Riyaz Iqbal.
Sebelum insiden pembunuhan ini terjadi, pemerintah India memberikan teguran pada pihak WhatsApp pada Kamis (19/7/2018) minggu lalu.
Pemerintah beranggapan WhatsApp saat ini menjadi 'media' untuk menyebarkan rumor yang tak bisa dipertanggung jawabkan secara hukum.