Penduduk yang Menghuni Lembah Fajar Ini Menganggap Diri Mereka Alien
atu jam perjalanan dari ibu kota federal Brasilia, terletak sebuah ‘negara spiritual’: Vale do Amanhecer, yang berarti Lembah Matahari Terbit
Editor: Sugiyarto
Kedua anggota atau medium, biasanya bekerja berpasangan saat melakukan ritual. Seorang apara, atau medium penerima, memiliki tugas untuk mempersatukan roh baik atau jahat dengan fisiknya.
Sementara medium indoktrinator memiliki tugas mengejar roh dan membantunya kembali ke dunia spiritual.
Para pengikut percaya, ritual tersebut dapat membantu menebus utang karma dari kehidupan masa lalu mereka.
Christ sendiri merasa kaget dengan energi yang dia rasakan saat memotret ritual.
“Saya telah melihat banyak kepercayaan di Afrika, Asia, dan Brasil.Namun, ini pertama kalinya saya merasa terhubung dengan sesuatu,” paparnya.
“Saya bahkan harus keluar dari kuil karena merasa pusing,” imbuh Christ.
Vale do Amanhecer merupakan kelompok spiritual yang tumbuh paling cepat di Brasil. Kelly Hayes, profesor studi keagamaan di Indiana University-Indianapolis mengatakan, saat ini, ada 800 ribu pengikut dan enam ratus kuil yang berafiliasi secara global.
Meski begitu, masyarakat arus utama dan komunitas keagamaan di Brasil sering menghindari Lembah Fajar. Mereka bahkan mengkategorikan kelompok tersebut sebagai ajaran sesat.
Ketegangan sering terjadi antara anggota Vale do Amanhecer dengan Evangelical (Injili) yang membangun gereja di dekat Lembah Fajar – menargetkan kelompok tersebut untuk segera melakukan pertobatan pada Tuhan.
“Para Injili menganggap bahwa anggota kelompok Lembah Fajar sedang berada di bawah pengaruh setan,” kata Hayes.
‘Kepercayaan alien’ ini cukup populer di antara petani miskin dan imigran yang membantu membangun Brasilia pada 1950-an."
"Menurut Hayes, Brasilia pada saat itu, benar-benar berubah menjadi bangsa modern. Tidak heran jika pengikut Vale do Amanhecer percaya bahwa ada makhluk luar angkasa yang telah membangun lingkungan mereka.
Kesembuhan rohani yang ditawarkan Vale do Amanhecer menjadi terapi bagi sebagian jiwa yang tidak puas dengan keadaan Brasilia saat ini.
“Kebanyakan narasi yang disampaikan Lembah Fajar adalah tentang memiliki kendali atas hidup. Bahwa keadilan dan kesetaraan mungkin dapat dicapai dengan kerja keras,” pungkas Hayes. (Gita Laras Widyaningrum/NGI)