Pembahasan Soal Militer Antara Korsel dan Korut Dimulai
Para pejabat militer kedua negara Korea itu bertemu di gedung Tongilgak yang berada di wilayah Korut
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PANMUNJEOM - Perundingan tingkat kerja antara militer Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) telah dimulai hari ini, sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Para pejabat militer kedua negara Korea itu bertemu di gedung Tongilgak yang berada di wilayah Korut, tepatnya di dalam desa lintas perbatasan Panmunjeom.
Militer Korsel mengatakan bahwa Korut telah menyampaikan sebuah surat yang berisi permintaan diadakannya pertemuan tersebut.
Dalam perundingan itu, masing-masing pihak mengirim tiga anggota delegasinya untuk membahas permasalahan militer.
Dikutip dari laman The Korea Herald, Kamis (13/9/2018), Kolonel Angkatan Darat Cho Young Keun yang menangani kebijakan Korut di Kementerian Pertahanan korsel ditunjuk sebagai pemimpin delegasi Korsel.
Sedangkan Kolonel Om Chang Nam dipilih memimpin delegasi dari Korut.
Pertemuan tersebut mungkin akan berfokus pada persiapan KTT ketiga antara Presiden Korsel Moon Jae In dan Pemimpin Korut Kim Jong Un yang rencananya akan diadakan di Pyongyang, Korut pada 18 hingga 20 September mendatang.
Setelah melakukan pertemuan dengan Kim di Pyongyang pekan lalu, Penasehat Keamanan tertinggi Korsel Chung Eui Yong mengatakan KTT mendatang diprediksi menghasilkan kesepakatan mendetail yang ditujukan untuk mencegah terjadinya pertempuran kecil dan membangun kepercayaan pada sektor militer antar Korea.
"Di luar langkah-langkah untuk membangun kepercayaan antara militer, KTT Korsel dan Korut juga bertujuan untuk mengontrol operasional senjata yang belum sempurna," kata Chung, dalam forum keamanan internasional di Seoul.
Sejumlah langkah yang akan dibahas dalam upaya membangun kepercayaan itu diantaranya meliputi penarikan pasukan di pos-pos penjaga yang ditempatkan di sepanjang zona demiliterisasi yang selama ini dijaga sangat ketat.
Dua militer Korea tersebut juga kemungkinan akan melakukan pembicaraan tentang penggalian bersama terkait sisa-sisa peninggalan Perang Korea yang terkubur di dalam DMZ.
Selain itu, langkah lainnya yang mungkin akan dibahas pula yakni pelucutan area keamanan bersama di dalam DMZ dan menghentikan permusuhan di Laut Barat.