Mantan PM Australia Minta Sektor Swasta Mainkan Peran Lebih untuk Redam Perang Dagang AS-China
Sektor yang dimaksud adalah peran perusahaan-perusahaan swasta agar lebih banyak bermain di perekonomian domestik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd melihat ada peluang bagi Pemerintah China meningkatkan peran sektor swasta untuk mengurangi ketegangan akibat strategi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sekaligus bisa memenuhi kepentingan kedua negara di tengah kebuntuan terobosan untuk mengurai ketegangan tersebut selama ini.
Kevin Rudd menyampaikan hal itu Selasa (6/11/2018) kemarin dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Baru Bloomberg.
Rudd diminta Ian Bremmer, presiden dan pendiri penelitian resiko politik dan perusahaan konsultan Eurasia Group, untuk menunjukkan apa yang bisa dilakukan dalam upaya menurunkan ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok.
Kevin Rudd menyatakan, Pemerintah China sebaiknya memberikan peran perusahaan-perusahaan swasta agar lebih banyak bermain di perekonomian domestik.
"Di Tiongkok sekarang ada perdebatan tentang masa depan sektor swasta," kata Rudd, mengacu pada meningkatnya dorongan antara perusahaan-perusahaan milik negara dan perusahaan swasta yang disebut berada dalam 'krisis kepercayaan' terkait masa depan mereka.
Situs The Straits Times, Rabu (7/11/2018) melansir, para pengamat mengatakan bahwa perusahaan milik negara (BUMN) di China diuntungkan secara tidak proporsional, dengan mengorbankan perusahaan swasta saat negara itu memberikan stimulus untuk menstabilkan ekonomi setelah krisis keuangan 2009 silam.
Baca: Survei LSI: Partai Hanura dan PSI Bersama Empat Partai Lain Diprediksi Tak Lolos Ambang Batas
Presiden China Xi Jinping, dalam pertemuannya dengan pengusaha lokal pada pekan lalu, meyakinkan bahwa sektor swasta yang mendukung keuangan, menawarkan pemotongan pajak dan pemberian area yang setara untuk semua perusahaan.
Namun ia juga membenarkan bahwa kebutuhan akan sektor negara yang kuat itu membuatnya menyebut aset negara merupakan milik semua rakyat Tiongkok.
Baca: Data Lengkap Insiden Kecelakaan Lion Air dari Tahun ke Tahun
Rudd menjelaskan, kesetaraan antara keluhan eksternal dari AS terkait proteksionisme Tiongkok serta keluhan internal yang muncul dari perusahaan swasta Tiongkok yang melanda suatu daerah berimbas pada kedua negara itu.
Dalam melancarkan perang dagang melawan Tiongkok, AS telah menyuarakan keberatannya terhadap kebijakan industri Tiongkok yang mendukung perusahaan-perusahaan strategis milik negara, termasuk menawarkan subsidi kepada mereka, dan mendistorsi pasar untuk perusahaan asal AS.
Jika China menyamakan kedudukan antara perusahaan milik negara dan swasta, itu diibaratkan seperti membunuh dua burung mengunakan satu batu.
Hal itu akan meredakan ketegangan dengan AS dan menghasilkan pertumbuhan perekonomian Tiongkok.
"Jika Anda (Xi) melakukan itu, anda akan meredakan sebagian besar ketegangan dari apa yang sekarang tengah meluap secara internal di Tiongkok dan secara eksternal dalam hubungannya dengan AS," jelas Rudd.