Daftar Negara yang ''Disubsidi'' Uni Sovyet pada Perang Dingin: Mongolia hingga Vietnam
Saat Perang Dingin pecah pada akhir 1940-an, Uni Soviet menjadi pesaing berat bagi Amerika Serikat untuk menjadi negara nomor satu di dunia.
Editor: Malvyandie Haryadi
Sementara, keseluruhan utangnya berjumlah lebih dari 35 miliar dolar AS. Namun, menurut Uni Soviet saat itu, benteng sosialisme di belahan barat terlalu penting ketimbang utang.
Moskwa memberikan pinjaman kepada Kuba untuk membantu meningkatkan sistem pendidikan dan kesehatan, persediaan minyak, makanan, dan peralatan teknis.
Sebagai imbalan, Kuba memasok gula tebu dalam jumlah besar ke Uni Soviet, yang terpenting adalah Sosialisme Komunis tetap sejalan.
Kuba mengirim pasukannya untuk bertempur sebagai relawan dalam konflik di Angola atau Ethiopia, dengan selalu mendukung pihak pro-Soviet.
3. Suriah
Suriah yang dibicarakan adalah pada era Perang Dingin, saat dipimpin Hafez al-Assad, ayah dari Presiden Suriah saat ini Bashar al-Assad.
Presiden memerintah negara itu agar condong ke arah sosialisme. Uni Soviet pun menganggapnya sebagai salah satu sekutu terpenting di Timur Tengah.
Utang Suriah mencapai 13 miliar dollar AS pada 2005. Pada tahun yang sama Vladimir Putin menghapus 10 milliar dolar AS.
Sebagai imbalannya, Suriah berjanji akan memberikan beberapa bantuan kepada pengusaha Rusia yang bekerja di negara itu. Namun, sekarang tampaknya kerja sama ekonomi yang efektif ditunda untuk sementara waktu.
4. Korea Utara (DPRK)
Karena Uni Soviet dan AS secara de facto membagi Korea menjadi dua negara setelah Perang Dunia II, Korea Utara mendukung Uni Soviet. Korea Utara tetap menjadi salah satu benteng sosialis di Asia.
Meski pada 1970-an Kim Il-sung menerapkan ideologi Juche, yang berarti "mengandalkan sumber dayanya" dan menerapkan Marxisme gaya Soviet, itu bukan berarti Pyongyang tidak mengambil uang dari Moskwa dan Beijing.
Secara keseluruhan, Korea Utara berutang 11 milliar dolar AS kepada Uni Soviet dan tak mampu membayarnya, terutama setelah keruntuhan ekonomi dan kelaparan yang melanda negara itu pada 1990-an.
Rusia menghapus 90 persen utang Korea Utara pada 2012.