Tiba-tiba Memanas, Apa yang Baru Saja Terjadi Antara Ukraina dan Rusia ?
Kapal patroli itu menggunakan senjata untuk memaksa ketiga kapal Ukraina menghentikan lajunya
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KRIMEA - Dinas Keamanan Federal Rusia, sebuah lembaga penegak hukum yang dikenal sebagai FSB mengatakan bahwa kapal patroli perbatasannya telah menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina di Laut Hitam.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin kemarin.
Kapal patroli itu menggunakan senjata untuk memaksa ketiga kapal Ukraina menghentikan lajunya, seperti yang dilaporkan media setempat.
Dalam pernyataan yang diberikan kepada media lokal, FSB mengklaim bahwa tekanan tersebut diperlukan karena kapal-kapal itu secara ilegal memasuki wilayah perairan Rusia.
Dikutip dari laman CNBC, Selasa (27/11/2018), ketiga kapal tersebut dituduh melakukan tindakan yang melanggar hukum dan berulang kali mengabaikan peringatan untuk berhenti.
Baca: Tensi Meningkat di Laut Hitam, Ukraina dan Rusia Saling Tuduh
Sementara itu, Angkatan Laut Rusia sebelumnya telah memblokir Selat Kerch, yang berada di dekat Krimea dan dianeksasi Rusia dengan alasan keamanan.
Ini mencegah dua kapal artileri lapis baja berukuran kecil dan sebuah kapal tunda milik Ukraina melewati Laut Hitam menuju Laut Azov.
Baca: Kini Lagi Tren, Treatment Peremajaan Vagina, Jangan Lupa Kenali Risiko-risikonya Ya!
Setelah mencaplok Semenanjung Krimea pada 2014 lalu, Rusia kemudian mengklaim perairan teritorial di lepas pantai semenanjung yang asing bagi Ukraina.
Direktur Eurasia Group untuk program yang meliputi Rusia, Eurasia dan Ukraina Alex Brideau menyampaikan pendapatnya dalam sebuah catatan penelitiannya yang diterbitkan pada hari Minggu malam.
"Bahkan pada tahap awal ini, insiden itu menandai eskalasi signifikan konflik antara Rusia dan Ukraina," ujar Brideau.
"Selain itu, pemerintah Rusia tidak membantah perannya dalam pertempuran, tidak seperti kasus-kasus sebelumnya, insiden di Selat Kerch dan reaksi Ukraina sejauh ini membawa implikasi geopolitik, serta efek pada politik domestik Ukraina," kata Brideau.
Pemerintah negara Barat diharapkan secara luas bisa berpihak pada Ukraina terkait insiden itu, dengan reaksi dari Amerika Serikat (AS) dan Belgia yang kemungkinan muncul dalam bentuk sanksi ekonomi yang kini tengah ditargetkan.
Insiden angkatan laut itu juga memicu pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Rusia di ibukota Ukraina, Kiev pada Senin malam waktu setempat.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, sebuah mobil kedutaan akhirnya dibakar.