Unesco Mengesahkan Pencatatan 10 Event Tradisional Jepang Mulai Kamis Ini
Budaya Jepang topeng dan kostum seperti "Namahage" dari Oga perfektur Akita kini terdaftar sebagai acara (event) tradisional di antara sepuluh event
Editor: Johnson Simanjuntak
![Unesco Mengesahkan Pencatatan 10 Event Tradisional Jepang Mulai Kamis Ini](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/namahage-nih2.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Budaya Jepang topeng dan kostum seperti "Namahage" dari Oga perfektur Akita kini terdaftar sebagai acara (event) tradisional di antara sepuluh event di Jepang yang diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia hari ini (29/11/2018) jam 15:00 waktu Jepang.
"Bahagia sekali kami berhasil mendapatan pengakuan Unesco sehingga menjadi alih warisan kepada generasi berikutnya nantinya lebih baik," ungkap Dubes Jepang Takio Yamada dalam sidang Unesco tersebut.
Dari sepuluh event yang diakui juga termasuk dari Kagoshima "Toshidon" dari pulau Koshiki yang diperjuangkan sejak sembilan tahun yang lalu oleh Badan Urusan Kebudayaan Jepang.
Namahage dalam cerita rakyat Jepang tradisional adalah makhluk iblis, yang digambarkan oleh orang yang mengenakan topeng raksasa yang besar dan tradisional dan jubah tradisional (mino) selama ritual Tahun Baru dari wilayah Semenanjung Oga perfektur Akita di utara Honshu, Jepang.
Laki-laki berpakaian, yang dipersenjatai dengan pisau deba (meskipun keping kayu atau terbuat dari papier-mâché dan membawa sebuah teoke(ember tangan) yang terbuat dari kayu, berbaris berpasangan atau bertiga pergi ke pintu.
Kemudian di depan pintu memasuki rumah orang , menegur anak-anak yang mungkin bersalah karena kemalasan atau perilaku buruk, berteriak kalimat seperti "Apakah ada nangis di sekitar?" lalu juga "Apakah ada anak-anak nakal di sekitar?" Dalam pengucapan dan aksen dialek lokal.
Namahage untuk kebahagiaan masyarakat, mengoreksi orang yang buruk. Itulah maksud utamanya.
Biasanya Namahage akan menerima mochi dari rumah tangga yang mereka kunjungi, tetapi pasangan yang baru menikah biasanya menjadi tuan rumah bagi mereka dalam pakaian formal lengkap dan menawarkan mereka sake dan makanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.