Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilik Ilmu Tinggi Sebagai Ninja Jepang Berisiko Bersekutu dengan Alam Gaib

Ilmu yang tinggi sebagai ninja juga berisiko tinggi karena kemungkinan dapat bersekutu dengan alam gaib.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pemilik Ilmu Tinggi Sebagai Ninja Jepang Berisiko Bersekutu dengan Alam Gaib
Istimewa
Ninja senior sedang menargetkan lawan dengan senjata tersembunyi Shuriken 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Identik dengan baju gelap yang selalu dipakai Ninja (Shinobi), ilmu yang tinggi sebagai ninja juga berisiko tinggi pula bagi orang yang tidak mengenal baik kelemahannya, karena kemungkinan dapat bersekutu dengan alam gaib dan setan.

"Menjadi guru bela diri terbaik memang setelah mencapai ban hitam (blackbelt) level 5 (godan). Namun dari godan ini juga akan muncul semakin banyak tantangan dan cobaan dihadapi orang yang berilmu tinggi, terutama yang belum mengenal sama sekali kelemahan dirinya," ungkap GrandMaster Masaaki Hatsumi kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Risiko yang akan dihadapi ninja berilmu tinggi, pemilik ilmu Ninjutsu tersebut, antara lain akan semakin dekat dengan alam gaib dan setan.

"Orang yang sudah mencapai godan tidak sedikit yang akan merasa menjadi semacam magician, muncul halusinasi keagamaan, merasa hebat bahkan berusaha mencuci otak muridnya sesuai seleranya. Itu sangat berbahaya dan mengakibatkan muncul masalah nantinya," kata dia.

Itulah sebabnya Hatsumi sensei mengakui tidak mau mengajarkan muridnya yang dianggap masih belum siap diri meningkatkan ilmunya ke level yang lebih tinggi lagi.

"Kalau belum sempurna taijutsu yang dimiliki seseorang tidak akan baik mengajarkan kuji "gakorai tosha akuma fudo" karena tidak akan berguna dan justru membahayakan murid kita sendiri," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Pelajaran kuji yang diberikan tersebut dapat menghentikan gerakan seseorang sebelum menyerang kita dan kalau dalam Kristen lebih dikenal dengan istilah Mukjijat (miracles).

Artinya, apabila kita memiliki ilmu yang tinggi tersebut, bukan tidak mungkin seolah kita bisa menghilang sehingga membuat lawan kebingungan melakukan serangan.

Baca: Mengintip Peradaban Suku Kalash di Pakistan, Tempat Para Wanita Cantik Bermata Biru

Itulah sebabnya Sensei Hatsumi berulang kali sering mengingatkan, penguasaan ilmu yang sangat tinggi itu juga berisiko membuat manusia takabur akan dirinya menjadi seolah orang hebat seperti dewa, terkorupsi oleh pikiran dan hatinya yang tidak bersih.

Para ninja sedang bertanding di Perfektur Mie Jepang.
Para ninja sedang bertanding di Perfektur Mie Jepang. (Istimewa)

"Banyak yang merasa bisa mempelajari, meningkatkan ilmunya, namun tidak akan ada yang memiliki hasil yang sama karena tiap manusia itu berbeda dalam segala hal. Bahkan saya sering mengatakan, banyak pelukis yang hebat, tetapi hanya ada satu Picasso. Lalu siapa yang akan menjadi saya punya Chagall, siapa yang menjadi Matisse? Saya menantikannya," kata dia.

Manusia harus menjaga dengan baik kestabilan dan karakternya yang baik, hati yang bersih, tidak merusak dalam arti apa pun, dan dapat mengenali sampai mendalam kelemahan dirinya di segala bidang.

Itulah sebabnya seorang Ninja bukanlah pembunuh. Tetapi justru hanya mencari informasi dan berusaha menghindari pertikaian apabila terjebak ketahuan lawan.

Keseimbangan antara kekuatan kita sendiri dari segi teknik dan di lain pihak kemampuan jiwa dan raga (badan) menampung kekuatan kita tersebut sangatlah penting diperhatikan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas