Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden AS Donald Trump Ancam Hancurkan Turki

Sejauh ini pasukan AS bertempur bersama kelompok milisi Kurdi, YPG, di utara Suriah, untuk menumpas kelompok ISIS

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Presiden AS Donald Trump Ancam Hancurkan Turki
Getty Images
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

Juru bicara Presiden Erdogan Ibrahim Kalin menanggapi melalui sebuah cuitan, bahwa Turki mengharapkan AS untuk 'menghormati kemitraan strategis kita.'

"Teroris tidak bisa menjadi mitra dan sekutu Anda," katanya.

Presiden Trump mengejutkan para sekutu dan mendapat kritik keras di dalam negeri ketika bulan lalu ia memerintahkan agar pasukan AS segera ditarik dari sekitar 30% wilayah Suriah yang dikuasai aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG.

Militer AS memulai langkah itu pekan lalu dengan menarik sejumlah peralatan militer dari Suriah, meskipun pasukan mereka masih tetap berada di negara itu.

Apa yang dikatakan Mike Pompeo?

Akhir pekan lalu, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan telah berbicara di telpon dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan 'optimis' bahwa dapat dicapai kesepakatan dengan Turki untuk melindungi para pejuang Kurdi. Dia tidak memberikan detail lebih jauh.

Di Abu Dhabi, Pompeo mengatakan AS mengakui 'hak rakyat Turki dan hak Presiden Erdogan untuk mempertahankan negara mereka dari teroris'.

Berita Rekomendasi

Betapa pun, katanya, "kami juga tahu bahwa mereka yang berjuang bersama kami selama ini layak dilindungi juga," tambahnya.

Di Riyadh, menteri luar negeri Pampeo diperkirakan akan membahas Iran dan konflik di Yaman dan Suriah, serta membicarakan perkembangan tentang penyelidikan atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Khashoggi, seorang wartawan yang kritis terhadap penguasa Arab Saudi, dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul tiga bulan lalu.

Berapa banyak pasukan AS di Suriah?
Sekitar 2.000 personel militer AS dilaporkan ditempatkan di Suriah utara.

Pasukan angkatan darat AS pertama kali tiba di musim gugur 2015 ketika Presiden Barack Obama mengirim sejumlah kecil pasukan khusus untuk melatih dan memberi konsultasi kepada para pejuang YPG.

AS akhirnya mengambil langkah itu setelah beberapa upaya melatih dan mempersenjatai kelompok-kelompok pemberontak Suriah untuk memerangi militan ISIS, gagal total bahkan menimbulkan kekacauan.

Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas