Belajar Bahasa Indonesia Secara Otodidak, Singo Miyamoto Jadi Pemimpin Indonesia di Kemenlu Jepang
Meski tak pernah sekolah bahasa Indonesia secara formal, Singo Miyamoto kini fasih berbahasa Indonesia dengan baik.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Meski tak pernah sekolah bahasa Indonesia secara formal, Singo Miyamoto kini fasih berbahasa Indonesia dengan baik.
Bekalnya itulah yang kini mengantarkannya menjabat sebagai Kepala Indonesia di Divisi 2 Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Jepang.
Miyamoto mengaku dia hanya belajar bahasa Indonesia secara otodidak ditambahn belajar bersama guru privat yang datang saat kerja di kedubes Jepang di Indonesia, tahun 2009 hingga awal 2012.
"Sejak dulu saya memang tertarik dengan Indonesia, beli buku sendiri belajar sendiri. Terus pernah ditolak gabung tim ahli bahasa Indonesia. Kesal juga saya. Tapi saya malah jadi semakin terpicu untuk belajar bahasa Indonesia gara-gara penolakan tersebut," kata Singo Miyamoto, Kepala Indonesia di Divisi 2 Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Jepang kepada Tribunnews.com, Senin (4/2/2019).
Kini Sinyo Miyamoto sudah lancar berbahasa Indonesia.
"Setelah dari Indonesia (2009-2012) saya ke Amerika Serikat sampai dengan akhir Desember 2015. Di sana juga semakin banyak belajar bahasa Indonesia," tambahnya.
Sedangkan saat di Indonesia Miyamoto berkenalan dengan pencak silat (sudah ban biru saat ini). Lalu dilanjutkan belajar silat lagi di Amerika Serikat.
"Orang Indonesia baik-baik sekali. Saya pernah ditegur dua wanita. Satu di Taman Fatahillah Jakarta dan satu lagi di Shinjuku Sanchome Tokyo," kata Miyamoto.
Saat bertemu seorang wanita di Jakarta dan ingin belajar bahasa Jepang dengannya.
Dua tahun kemudian mereka kembali bertemu di Universitas Indonesia dan wanita itu ternyata suka budaya Jepang dan belajar bahasa Jepang.
"Tadinya saya ketakutan. Tak kenal mendadak bilang mau belajar bahasa Jepang dan mau minta nomor telepon saya. Setelah berfoto bersama langsung saya kabur, saya kira perempuan gak benar," kata Miyamoto sambil tertawa.
Pertemuan berikutnya Miyamoto bertemu wanita Semarang di restoran halal di Shinjuku.
"Ternyata karyawan restoran itu ingat saya saat saya ceramah di Universitas Negeri Semarang dulu. Bahkan dia masih ingat nama saya. Saya kaget waktu itu saat sedang makan," ujarnya.
Sayangnya wanita itu sudah pulang ke Indonesia sehingga tak bisa praktik bicara bahasa Indonesia lagi di Jepang.
Kini Miyamoto menjabat sebagai kepala Indonesia dia banyak berhubungan dengan para pejabat KBRI.
"Senang bicara sama orang KBRI," ungkapnya .
Tugas Miyamoto di bidang Indonesia diakuinya sangat berat, tetapi Miyamoto bahagia sebagai kepala Indonesia di Kementerian Luar Negeri Jepang karena dengan demikian bisa lebih banyak lagi berhubungan dan berbicara bahasa Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.