Jerome Polin Sijabat Sukses Mengajarkan Bahasa Jepang untuk Warga Indonesia Lewat Youtube
Jerome Polin Sijabat mensosialisasikan bahasa Jepang lewat YouTube kepada warga Indonesia, Jerome berhasil mencapai akses (views) 4 jutaan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jerome Polin Sijabat (20), mahasiswa Universitas Waseda Tokyo Jepang jurusan Matematika belajar sendiri untuk bisa meraih kecakapan bahasa Jepang N-1 JLPT (Japanese Language Proficiency Test).
Desember 2017, dilanjutkan dengan upaya mensosialisasikan bahasa Jepang lewat YouTube kepada warga Indonesia, Jerome berhasil mencapai akses (views) 4 jutaan.
"Selesai ujian JLPT saya punya waktu agak senggang, mau apa ya? Lalu saya perhatikan belum ada youtube mengenai cara belajar bahasa Jepang yang baik. Itulah sebabnya saya buat series tersebut dicampur dengan hal-hal ringan sehingga mudah belajar teman-teman di Indonesia," kata Jerome kepada Tribunnews.com, Senin (11/2/2019).
Ternyata Youtube yang dibuatnya berhasil hingga kini dilihat jutaan orang setiap kali membuat video yang baru.
Bukan hanya YouTube, Jerome juga membuat Grup Belajar di Line, posting juga lewat Facebook, Instagram dan sebagainya.
Baca: Menagih Utang Rp 2 Miliar ke Malaysia, Nuryanto Diduga Dimutilasi
"Saat saya mendapat beasiswa penuh dari Mitsui Bussan semua anggota keluarga ayah ibu juga senang sekali. Tapi orang tua selalu berpesan, fokus belajar, jangan jadi orang sombong. Jadi setiap hari saya memang fokus belajar saja dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore selesai sekolah, belajar lagi sampai malam, lalu habis makan malam ya istirahat," kata Jerome.
Cita-citanya ingin memberikan hal-hal positif mengenai apa yang dipelajarinya di Jepang, selain pengetahuan dan budaya Jepang.
"Saat menerima beasiswa juga saya telah berjanji untuk bisa memberikan sesuatu yang positif yang berharga bagi bangsa dan tanah air serta rakyat Indonesia, sehingga tidak percuma saya berangkat dan belajar di Jepang," katanya.
Jerome mengaku pernah gagal di masa lalu tetapi terus bangkit dan semangat untuk bisa lebih maju lagi dan menjauhkan diri dari kelemahan yang ada.
"Jangan pikir saya tak pernah jatuh, gagal. Saya pernah mengalami hal itu tetapi saya jadikan pelajaran berharga dan saya berusaha bangkit kembali agar bisa lebih baik lagi lebih berhasil lagi," kata dia.
"Yang penting kalau kita mau berhasil, mau maju, kita harus belajar terus menerus dari siapa pun di mana pun dan kapan pun juga, supaya lebih baik dari sebelumnya, supaya bisa lebih maju lagi," ujarnya.
Baca: Seorang Dokter Ahli CPNS Kota Jambi Mundur karena Tak Bisa Resign dari RS Swasta Tempatnya Bekerja
Karena otaknya terus berputar untuk sekolah, untuk belajar, untuk lebih maju lagi, Jerome mengaku kekurangan tidur.
"Mungkin kelemahan saya kurang tidur ya, hanya 5 jam sehari. Orang bilang kan kalau tidur harus 8 jam sehari. Karena saya tak bisa diam kalau tidak belajar. Maunya belajar terus, ingin lebih maju dari sebelumnya. Mungkin terlalu bersemangat sehingga kurang tidur," kata dia.
Di usianya yang masih muda 20 tahun, selalu diisi dengan berbagai hal positif selama berada hampir tiga tahun di Tokyo dalam apartemennya yang disewa 30.000 yen per bulan.
"Saya gak suka game, gak tahu kenapa. Pakaian juga yang biasa-biasa saja. Kadang saya juga gak ngerti mengapa ya ada orang yang sukanya pakai baju yang mahal-mahal begitu, kalau gak demikian rasanya gak pakai baju. Kalau saya sih pakaian yang biasa saja sudah cukup sebagai berkah dari Tuhan," ungkapnya.
Jerome mengaku setiap minggu ke gereja, berdoa untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Itulah sebabnya untuk mencapai cita-citanya menjadi Menteri Pendidikan Indonesia di masa depan, Jerome selama 3 tahun ini tetap fokus kepada pelajarannya, meningkatkan ilmunya di bidang Matematika dan pendidikan, di samping ibadahnya selalu dijalankan dengan baik.
"Mohon doa dari masyarakat Indonesia, agar nantinya bisa menjadi Menteri Pendidikan Indonesia di masa mendatang," kata Jerome.