Ilmu Matematika Membuat Kaisar Cina Bisa Meniduri Ratusan Perempuan
Mulai dari pengukuran waktu sampai ke navigasi laut, matematika menjadi poros dasar peradaban kuno.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Mulai dari pengukuran waktu sampai ke navigasi laut, matematika menjadi poros dasar peradaban kuno.
Perjalanan matematika kita dimulai di Mesir, Mesopotamia, dan Yunani.
Tetapi setelah peradaban-peradaban ini menurun, kemajuan matematika terhenti di belahan dunia barat.
Di bagian timur, matematika justru mencapai puncak kejayaannya.
Di Cina kuno, matematika menjadi kunci dalam perhitungan konstruksi Tembok Raksasa yang panjangnya mencapai ribuan kilometer.
Baca: Pakar Ekspresi Jelaskan Raut Wajah Mak Vera Saat Dituduh Berjudi
Angka-angka menjadi sedemikian penting sehingga memainkan peran krusial dalam menjalankan kehidupan di Istana Kerajaan.
Perencanaan bercinta
Kalender dan gerakan planet mempengaruhi semua keputusan kaisar, sampai ke perencanaan agendanya baik pada siang hari maupun malam hari.
Penasehat kekaisaran memberikan sistem yang memastikan kaisar dapat meniduri sekian banyak perempuan di istananya.
Sistem tersebut didasari konsep matematika bernama geometric progression.
Mitos menyebutkan dalam kurun 15 malam, sang kaisar harus meniduri 121 perempuan yang mencakup:
- Permaisuri
- 3 pendamping senior
- 9 istri
- 27 selir
- 81 budak