Macron Disebut Mainkan 'Teater Politik' dengan Mengaitkan Anti-Semit dan Anti-Zionis
Bahkan ia mengumumkan bahwa Prancis berupaya mendefinisikan anti-Zionisme sebagai bentuk modern anti-Semitisme saat ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah bersumpah bahwa dirinya akan melakukan pelarangan terhadap sikap 'anti-Zionisme'.
Hal itu karena tindakan rasisme dianggap tidak berkaitan dengan upaya memerangi kejahatan kebencian.
Saat berbicara di hadapan Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis (Crif), Macron menyebutkan hal yang cukup kontroversial.
"Anti-Semitisme bersembunyi dibalik anti-Zionisme," kata Macron, pada Rabu lalu.
Bahkan ia mengumumkan bahwa Prancis berupaya mendefinisikan anti-Zionisme sebagai bentuk modern anti-Semitisme saat ini.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (22/2/2019), deklarasi Macron itu disampaikan setelah terjadinya serangkaian insiden dan serangan anti-Semit di Prancis.
Namun Jurnalis independen Luc Rivet mengatakan bahwa anti-Zionisme dan anti-Semitisme tidak sepenuhnya sama.
"Anti-Semitisme jelas merupakan bentuk rasisme dan harus dilarang," kata Rivet.
Baca: Trump dan Kim Akan Gelar Pertemuan Satu Lawan Satu di Hanoi
Sementara itu, anti-Zionisme muncul pada akhir abad ke-19 sebagai reaksi terhadap gerakan politik Zionis.
Didirikan oleh Theodore Herzl, gerakan ini menganjurkan pada penciptaan tanah air Yahudi di Palestina, yang saat itu berada di bawah kendali Inggris.
Julien Rochedy, mantan Direktur Front Pemuda Nasional sayap kanan Prancis, melihat pernyataan Macron 'berbahaya' untuk kebebasan berbicara.
"Jika anda tidak bisa mengkritik tindakan yang dilakukan Israel, tentunya itu menjadi masalah besar bagi kebebasan berbicara din negara ini," kata Rochedy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.