Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Terbaru Teror Bom Sri Lanka, Korban Tewas Capai 290 Orang hingga Buntut Konflik Presiden & PM

Korban tewas teror bom di Sri Lanka mencapai 290 orang hingga danya buntut konflik Presiden dan PM. Simak fakta terbarunya!

Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Fakta Terbaru Teror Bom Sri Lanka, Korban Tewas Capai 290 Orang hingga Buntut Konflik Presiden & PM
Dynamite News
Korban tewas teror bom di Sri Lanka mencapai 290 orang hingga danya buntut konflik Presiden dan PM. Simak fakta terbarunya! 

Korban tewas teror bom di Sri Lanka mencapai 290 orang hingga danya buntut konflik Presiden dan PM. Simak fakta terbarunya!

TRIBUNNEWS.COM- Teror bom di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019) mendapat perhatian banyak dari publik.

Untuk diketahui, delapan ledakan terjadi di beberapa gereja dan hotel pada perayaan kebaktian Paskah.

Ratusan orang menjadi korban dalam peristiwa berdarah ini.

Pemerintah Sri Lanka kemudian menetapkan status darurat dan memblokir seluruh media sosial hingga waktu yang belum ditentukan.

Berdasarkan pernyataan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, sepuluh hari sebelum teror bom ada desas-desus kemungkinan terjadinya serangan.

Namun, Ranil heran mengapa kabar tersebut tidak ditindaklanjuti.

Baca: Tiga Orang Anak Miliarder Terkaya Denmark Jadi Korban Serangan Bom di Sri Lanka

Baca: Fakta Teror Bom di Sri Lanka, Gereja dan Hotel Jadi Sasaran hingga Pelaku Sempat Ikut Antre Makan

Berita Rekomendasi

Berikut ini fakta terbaru teror bom di Sri Lanka dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber.

1. Korban tewas capai 290 orang

Mengutip dari BBC, korban tewas atas serangan keji ini mencapai 290 orang.

Sementara itu 500 orang lainnya mengalami luka-luka.

Jumlah ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan.

Diberitakan sebelumnya, teror bom bunuh diri yang melanda wilayah Sri Lanka menewaskan setidaknya 207 orang serta 450 orang terluka.

Hingga saat ini korban luka-luka masih menjalani perawaran di rumah sakit setempat.

Masih mengutip dari BBC, Kementerian Luar Negeri Sri Lanka mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi 31 warga negara asing yang tewas dengan 14 orang yang belum diketahui identitasnya.

Korban tewas termasuk delapan warga negara Inggris dan delapan warga negara India.

Personel keamanan Sri Lanka berjalan diantara mayat-mayat yang terkena ledakan di gereja St Anthony's Shrine, setelah ledakan menghancurkan bangunan yang terletak di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019).
Personel keamanan Sri Lanka berjalan diantara mayat-mayat yang terkena ledakan di gereja St Anthony's Shrine, setelah ledakan menghancurkan bangunan yang terletak di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019). ((Ishara S Kodikara/AFP))

2. Sebanyak 24 orang ditangkap

Pada insiden ini, pihak kepolisian Sri Lanka telah menangkap 24 orang.

Namun hingga saat ini belum diketahui siapa yang melakukan serangan tersebut.

Sebagian besar serangan dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.

Pihak kepolisian juga menemukan alat peledak improvisasi-pipa plastik sepanjang 1.8 meter yang dikemas dengan bahan peledak di dekat bandara di ibukota, Kolombo.

Baca: Teror Bom di Sri Lanka Mirip Pengebom Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton Jakarta 10 Tahun Lalu

Baca: 25 Jenazah Warga Asing Korban Ledakan Bom di Sri Lanka Belum Teridentifikasi

3. Polisi temukan 87 detonator bom

Pihak kepolisian juga menemukan sebanyak 87 detonator bom di sebuah terminal bus di Kolombo pada Senin (22/4/2019).

Detonator tersebut ditemukan di terminal bus privat Bastian Mawatha.

Dari total 87 detonator, 12 detonator ditemukan berserakan di tanah sementara 75 detonator lainnya ditemukan di tempat sampah.

4. Pemerintah tetapkan keadaan darurat

Pemerintah Sri Lanka menetapkan keadaan darurat yang mulai berlaku pada Senin tengah malam.

Jam malam juga mulai diberlakukan mulai pukul 20.00.

Pihak keamanan terus berpatroli di sepanjang jalan besar di Kolombo.

Mengutip dari BBC, pemberlakuan status darurat tersebut akan memungkinkan pihak kepolisian dan militer untuk mengambil tindakan guna menjaga keamanan wilayah tersebut.

5. Konflik presiden dan PM Sri Lanka

Sebelumnya, PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, menyayangkan tindakan pemerintah yang tidak memberikan informasi desas-desus penyerangan terhadap dirinya maupun menteri lain.

"Kita harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan."

"Baik saya maupun para menteri tidak diberi informasi," kata Ranil dikutip dari BBC.

Beredar kabar, kepala polisi Sri Lanka, Pujuth Jayasundara, telah mengeluarkan peringatan intelijen kepada perwira tinggi 10 hari sebelum peristiwa.

Pada peringatan tersebut tertulis, pelaku bom bunuh diri berencana untuk menyerang gereja terkemuka.

Baca: Serangan di Sri Lanka: Jaringan internasional diduga terkait dengan pengeboman

Baca: Chef Sri Lanka Jadi Korban Bom Setelah Selfie Bersama Keluarganya

Juru Bicara kabinet Rajitha Senaratne membeberkan mengapa pemerintah tak memberi tahu rahasia keamanan kepada PM Sri Lanka maupun menteri lainnya.

Rajitha menyebut hal ini menyusul adanya keretakan Ranil Wickremesinghe dan Presiden Maithripala Sirisena.

Mengutip dari BBC, Sirisena memecat Wickremesinghe dan kabinetnya pada Oktober 2018.

Presiden Sirisena kemudian menunjuka perdana menteri lainnya yang kemudian memicu krisis konstitusional.

Mahkamah Agung menekan Sirisena untuk mengembalikan posisi Wickremesinghe.

PM Ranil Wickremesinghe tetap dikeluarkan dari lingkaran pembahasan keamanan.

Perselisihan ini kemudian berbuntut pada Wickremesinghe yang tidak menerima perkembangan mengenai situasi keamanan tersebut.

Rajitha Senaratne mengatakan badan inteleken telah mengeluarkan tentang kelompok tersebut pada 4 April.

Setelah itu Kementerian Pertahanan mengirimkan peringatan rinci kepada polisi.

Pada tanggal 11 April sebuah memo dikirim ke beberapa kepala divisi keamanan.

Dia mengatakan informasi yang diteruskan ke polisi termasuk peringatan dari badan intelijen asing tentang kemungkinan serangan oleh kelompok itu, serta nama-nama anggota.

6. Pelaku penyerang

Mengutip dari Telegraph, seorang pejabata Sri Lanka mengatakan serangan tersebut dilakukan oleh tujuh pelaku bom bunuh diri.

Para pelaku tersebut diduga berasal dari kelompok militan domestik bernama National Thowfeek Jamaath.

Seluruh pelaku bom bunuh diri merupakan warga negara Sri Lanka.

Namun, pihak berwenang mencurigai adanya keterlibatan pihak asing.

Untuk diketahui, delapan ledakan terjadi di tiga gereja serta tiga hotel mewah di Sri Lanka selama kebaktian Paskah.
Enam ledakan dilaporkan terjadi dalam waktu singkat.

Mengutip BBC, ledakan tersebut terjadi di tiga gereja di Negombo, Batticaloa, dan distrik Kochchikade di Kolombia.

Gereja Santo Sebastian di Negombo rusak parah dalam ledakan itu.

Pasca Ledakan Bom Beruntun, Pemerintah Sri Lanka Tetapkan Jam Malam
Pasca Ledakan Bom Beruntun, Pemerintah Sri Lanka Tetapkan Jam Malam (Al Jazeera)

Baca: 13 Fakta Unik Sri Lanka, Negara yang Punya Gunung Suci dan Bendera Tertua di Dunia

Baca: Pemerintah Sri Lanka: Kelompok Garis Keras Lokal National Thowheed Jamaath Dalang Teror Bom 

Banyak orang menjadi korban tewas di gereja ini.

Sementara itu, korban jiwa juga banyak ditemukan di lokasi ledakan pertama yakni St Anthony's.

St Anthony's merupakan tempat ibadah yang sangat populer di Kochchikade, sebuah distrik di Kolombo.

Selain gereja, ledakan juga mengguncang hotel-hotel mewah yakni Shangri-La, Kingsbury dan Cinnamon Grand di ibu kota negara tersebut.

Saat kepolisian sedang melakukan pengejaran, dua ledakan lain dilaporkan terjadi.

Satu ledakan menghantam wilayah di dekat kebun binatang di Dehiwala, Kolombo Selatan.

Satu ledakan lain dilaporkan terjadi di dekat distrik Dematagoda, Kolombo.

(Tribunnews.com/Miftah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas