Apa yang Kita Tahu Soal Kekaisaran Baru Jepang?
Naruhito harus bisa meniru sikap yang selama ini dibangun sang ayah, yakni memiliki kedekatan dengan publik.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Putra Mahkota yang baru saja naik tahta dalam kekaisaran Jepang, Naruhito dan sang istri, Masako Owada yang kini berjuluk Permaisuri itu memang diharapkan lebih memiliki pandangan yang modern.
Naruhito yang merupakan lulusan Oxford sebelumnya memang pernah menyampaikan pernyataan dalam konferensi pers yang digelar pada 2017 lalu, bahwa peran keluarga kekaisaran akan berubah seiring perkembangan zaman, seperti angin yang bertiup setiap waktu.
"Saya ingin mempelajari berbagai hal yang ada di masa lalu, sambil juga mengejar peran ideal yang seharusnya diemban oleh Keluarga Kekaisaran di masa mendatang," kata Naruhito.
Namun, ia diharapkan bisa meneruskan warisan yang diturunkan sang ayah yang telah pensiun, Akihito.
Naruhito harus bisa meniru sikap yang selama ini dibangun sang ayah, yakni memiliki kedekatan dengan publik.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (2/5/2019), dalam perjalanan cintanya bersama Masako, Naruhito disebut bertemu untuk kali pertama dengan istrinya itu pada sebuah pesta teh hingga akhirnya menikah pada 1993 silam.
Masako merupakan perempuan cerdas lulusan Harvard dan Oxford.
Ia juga memiliki karir cemerlang sebagai Diplomat, sebelum menikahi Naruhito.
Sang permaisuri pun mengatakan pada saat itu bahwa Naruhito meyakinkannya, meskipun dirinya sendiri khawatir dengan aturan ketat yang ada dalam keluarga kekaisaran Jepang.
Pernyataan tersebut ia sampaikan usai menerima lamaran Naruhito.
"Kamu (Masako) mungkin memiliki rasa takut dan kekhawatiran saat hendak bergabung dengan keluarga kekaisaran, namun aku akan melindungimu sepanjang hidupku,".
Pasangan itu kemudian dikaruniai seorang anak, Putri Aiko yang lahir pada 2001 silam.
Namun Aiko tidak bisa mewarisi tahta sang ayah, karena ia merupakan seorang perempuan.
Perlu diketahui, hukum Jepang melarang perempuan mewarisi tahta kekaisaran.
Selama ini, Permaisuri Masako telah berjuang untuk mengatasi tekanan dalam kehidupan keluarga kerajaan serta tekanan untuk bisa menghasilkan pewaris tahta, yakni anak laki-laki.
Ia dikabarkan menderita depresi, dan akhirnya mengakui hal itu pada tahun lalu bahwa dirinya merasa tidak aman dan nyaman jika kelak menjadi permaisuri.
Kendati demikian, Masako telah berjanji untuk melakukan yang terbaik demi melayani rakyat Jepang.
Sementara itu, dalam garis keluarga kerajaan, adik laki-laki Naruhito, Pangeran Fumihito kini berada pada urutan berikutnya dalam tahta kekaisaran Jepang.
Kemudian posisinya diikuti oleh anak bungsunya, Pangeran Hisahito yang kini baru berusia 12 tahun.