Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sang Putra Mahkota Jepang Naruhito Naik Tahta, Akankah Ada Perubahan?

Ini merupakan kali pertama seorang Kaisar Jepang mengundurkan diri dalam kurun waktu 200 tahun terakhir.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sang Putra Mahkota Jepang Naruhito Naik Tahta, Akankah Ada Perubahan?
NHK
Kaisar Akihito (kiri) dan Permaisuri Jepang Michiko serta Putra Mahkota Naruhito (kanan) 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang Kaisar baru telah mengambil alih tahta Kekaisaran Jepang, Naruhito kini menggantikan sang ayah, Akihito yang telah turun tahta.

Ini merupakan kali pertama seorang Kaisar Jepang mengundurkan diri dalam kurun waktu 200 tahun terakhir.

Perubahan itu mengantarkan Jepang pada era 'baru'.

Dikutip dari laman CBS News, Kamis (2/5/2019), era pemerintahan Naruhito pada Tahta Krisan, adalah kursi kekaisaran Jepang yang telah dikenal selama berabad-abad dan dijuluki sebagai 'Reiwa' atau 'kebahagiaan yang tercerahkan'.

Pada Rabu kemarin, 1 Mei 2019, peran Naruhito sebagai Kaisar baru Jepang pun dikumandangkan di seantero dunia.

Ia akan melanjutkan tugas sang ayah untuk 'memanusiakan' peran Kaisar, serta mendesak reformasi modern untuk mengembalikan kehidupan keluarga kerajaan agar terlihat lebih normal.

Dalam sebuah upacara singkat, Naruhito yang saat ini berusia 59 tahun itu berjanji untuk tetap dekat dengan rakyat Jepang dan bekerja untuk menciptakan perdamaian dunia.

Baca: Demokrat Tidak Pernah Meninggalkan Teman Perjuangan Ketika Bertempur

BERITA REKOMENDASI

Perlu diketahui, Kekaisaran Jepang merupakan dunia formal yang sangat kaku, bahkan Naruhito hanya bisa lolos sekali dari 'kakunya sistem kekaisaran negara itu'.

Ketika itu ia pergi ke Oxford, untuk mempelajari sejarah pada tahun 1980-an, ia pun menggambarkan pengalaman tersebut sebagai hal yang paling membahagiakan dalam hidupnya.

Kemudian pada 1993, ia menikahi Masako, seorang Diplomat Jepang berpendidikan tinggi dan merupakan lulusan Harvard.

Sesaat setelah pernikahan itu, keduanya pun langsung berada di bawah tekanan kuat agar segera memberikan ahli waris atau seorang cucu sebagai penerus tahta.

Namun ketika bayi pertama dan satu-satunya itu lahir, bayi tersebut bukan berjenis kelamin laki-laki melainkan perempuan, ia adalah Putri Toshi.


Saat itu, Masako yang kini telah bergelar Permaisuri mengungkapkan kegembiraannya karena kelahiran Toshi.

Namun tidak demikian dengan negara tersebut yang menetapkan bahwa perempuan tidak bisa dan tidak diizinkan naik tahta.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas