Lawan Gerakan Anti-semitisme, Pemerintah Jerman Minta Warga Pakai Kippah
Kebijakan tersebut sekaligus menarik peringatan yang dikeluarkan sebelumnya terhadap penggunaan kippah
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Sikap anti-semitisme belakangan ini muncul ke permukaan di sejumlah negara di Eropa, salah satunya di Jerman.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Jerman meminta rakyat agar memakai topi tradisional Yahudi, kippah, sebagai bentuk solidaritas atas lonjakan tindakan anti-Semitisme.
Baca: Serangan Antisemitisme Meningkat, Warga Yahudi di Jerman Diimbau Tidak Pakai Kippah
Kebijakan tersebut sekaligus menarik peringatan yang dikeluarkan sebelumnya terhadap penggunaan kippah.
Komisaris anti-Semitisme pemerintah Jerman, Felix Klein, pada pekan lalu memicu kegemparan pada pekan lalu.
Dia memperingatkan warga Yahudi agar tidak mengenakan kippah di depan umum setelah meningkatnya berbagai serangan.
Dewan Pusat Yahudi di Jerman juga telah mengeluarkan beberapa peringatan tentang mengenakan kippah di depan umum.
Diwartakan kantor berita AFP, Senin (27/5/2019), Presiden Israel Reuve Rivlin terkejut dengan peringatan Klein.
Dia menuturkan, Jerman seperti menyerah pada gerakan anti-Semitisme.
Hal tersebut juga dia yakini sebagai bukti bahwa orang Yahudi tidak aman di Jerman.
Pada Senin malam, Klein seakan menarik ucapannya dan berbalik arah setelah Kanselir Jerman Angela Markel turun tangan melalui juru bicaranya.
"Negara harus memastikan, pelaksanaan agama bisa dilakukan semua orang," kata juru bicara kanselir Jerman, Steffen Seibert.
"Siapa pun dapat pergi ke mana saja di negara kita dengan keamanan penuh mengenakan kippah," tuturnya.
Sementara Klein dalam pernyataan terakhirnya meminta semua warga Berlin dan seluruh Jerman memakai kippah pada Sabtu mendatang, apabila ada serangan yang menargetkan Israel dan Yahudi pada Hari Al-Quds di Berlin.
Al-Quds merupakan acara tahunan melawan kendali Israel atas Yerusalem.