Stres Kuliah, Mahasiswi Bunuh Diri dengan Melompat Keluar dari Pesawat
Hanya saja, cara bunuh diri perempuan berusia 19 tahun ini mungkin termasuk langka, sebab dia meloncat keluar dari pesawat yang sedang terbang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Tak sedikit orang yang putus asa mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya. Ini juga yang dilakukan oleh Alana Cutland, seorang mahasiswi Universitas Cambridge di Inggris.
Hanya saja, cara bunuh diri perempuan berusia 19 tahun ini mungkin termasuk langka, sebab dia meloncat keluar dari pesawat yang sedang terbang.
Sebagaimana dilansir laman Mirror, peristiwa itu terjadi pada 25 Juli 2019, di wilayah Analalava, bagian utara Madagaskar.
Cutland diberitakan membuka pintu pesawat dan akan melompat, ketika pesawat kecil Cessna C168 yang ditumpanginya bersama seorang penumpang lain baru terbang sekitar 15 menit.
Baca: Pria 37 Tahun Tewas Mengenaskan dalam Kecelakaan Motor di Flyover, Badan dan Kepalanya Terpisah
Baca: Sebentar Lagi Bebas & Rumah 3,5 M Terjual, Syaiful Jamil akan Balas Dendam dengan Rekan Sesama Artis
Penumpang lainnya, bernama Ruth Johnson seorang wisatawan asal Inggris, berusaha mencegah tindakan itu, dengan memegangi tubuh Cutland.
Pilot pesawat juga membantu, menahan kaki Cutland sembari mengemudikan pesawat.
Pilot juga menerbangkan pesawat secara berbelok-belok agar tubuh Cutland lebih mudah ditarik masuk ke pesawat.
Namun upaya mereka sia-sia, karena Cutland memang sudah bertekad mengakhiri hidupnya, sehingga
memberontak berusaha melepaskan diri.
Mereka bertiga bergelut sampai 5 menit, sehingga Johnson dan pilot akhirnya kelelahan sehingga tak mampu lagi menahan tubuh mahasiswi yang ingin mati itu.
Kapolsek setempat, Sinola Nomenjahary, mengatakan bahwa hanya ada tiga orang di pesawat itu, yakni
Cutland, Johnson, dan pilot yang tak disebutkan namanya.
"Setelah pesawat mengudara 10 menit, Alana melepaskan sabuk pengamannya, membuka pintu sebelah kanan, dan mencoba melompat. Nona Johnson menahannya selama 5 menit, namun ketika dia kelelahan dan kehabisan napas, dia melepakan pegangannya," kata Nomenjahary.
Polisi ini menduga bahwa Cutland mengalami depresi akibat studinya. Kesimpulan itu diperolehnya setelah menginterogasi staf di sebuah kamp penelitian tempat Cutland tinggal sebelum mngakhiri hidupnya.
Polisi juga sudah membaca buku harian mahasiswi tersebut, sehingga semakin menguat dugaan mereka soal depresi itu.
Cutland, seorang mahasiswi tingkat 2, datang ke Madagaskar untuk melakukan penelitian soal kepiting yang hidup di bagian utara negara pulau tersebut.
Penulis: AC Pingkan U