Produk Minuman Yuzu Jepang Justru Dijual ke Luar Negeri untuk Menghormati Rival Bisnis
Sang bos Kochi Ice ini menghindari pertarungan bisnis di dalam Jepang dan menargetkan penjualan hanya ke luar Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembuat es krim Jepang dari Kochi Ice Co.Ltd., Fumiya Hamamachi, ternyata punya rasa sungkan dan etika yang tinggi seperti halnya banyak orang Jepang senior.
Di Kochi hanya ada dua penjual es krim terkenal dan kini bahkan Hamamachi sang bos menjual Yuzu, semacam jeruk khusus Jepang.
Namun karena satu perusahaan lain itu bosnya dikenal dengan sangat baik oleh Hamamachi, sang bos Kochi Ice ini menghindari pertarungan bisnis di dalam Jepang dan menargetkan penjualan hanya ke luar Jepang.
"Saya tidak menjual di Jepang. Paling juga di toko saya sendiri di dekat Stasiun Kochi dan di pinggiran Sungai Niyodo Kochi," kata Hamamachi kepada Tribunnews.com, Sabtu (10/8/2019).
Es krim produknya sangat enak dengan tekstur es krim yang khusus dengan cita rasa tersendiri, sangat berbeda rasanya dibandingkan es krim lain.
Yuzu, yang banyak menyebut seperti lemonade, diproses dari buah Yuzu yang hanya ada di Jepang.
Lebih menarik lagi Kochi Ice ini telah mendapat sertifikat halal untuk 10 produknya yaitu jus Yuzu, Concentrated Yuzu drink, Yuzu drink, Yuzu Sherbet, Japan Halal Sorbet Yuzu, Pure Salt Gelato, es krim Green Tea, Ponkan Sherbet, Japan Halal Ice Green Tea, dan Japan Halal Ice Sea Salt.
Sertifikat halal tersebut diperolehnya tahun 2013.
"Kita memang menargetkan salah satunya ke Indonesia, selain juga Singapura dan negara Asia lainnya," kata Hamamachi.
Perusahaannya didirikan sejak tahun 1988 dengan pusat produksi di Kota Ino Kochi.
Tahun 1988 terpilih oleh pemerintah Jepang sebagai salah satu perusahaan Outstanding Business Jepang dari 88 perusahaan yang mendapatkan predikat tersebut.
Tahun 2017 mendapatkan sertifikat Food Sanitation Total Control dari Pemda Kochi.
"Belum lama saya sekitar 6 hari ke Singapura dan ke Indonesia. Di Singapura banyak yang membeli produk saya, sehingga satu orang mengeluarkan ratusan ribu yen saat memamerkan produk di sana, memborong produk saya," ujar dia.
Pemasaran produknya untuk dilakukan lebih luas lagi di Indonesia kerja sama dengan berbagai perusahaan dan toko yang ada di Indonesia di masa mendatang.