Kisah Istri yang Merawat Suaminya 20 Jam per Hari Selama 5 Tahun, Seperti Kisah Cinta dalam Novel
Kisah nyata dari sepasang suami-istri di Tiongkok ini seperti kisah fiksi. Kesetiaan dan kasih sayang yang ditunjukkan pasangan ini
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Kisah nyata dari sepasang suami-istri di Tiongkok ini seperti kisah fiksi. Kesetiaan dan kasih sayang yang ditunjukkan pasangan ini, seperti kisah rekaan dalam novel.
Suaminya sakit, istrinya istrinya dengan setia merawatnya lebih dari 20 jam sehari selama hampir 2.000 hari.Li Zhihua, dari Xiangyang di Provinsi Hubei, menderita cedera otak serius dalam kecelakaan lalu lintas pada 2013.
Istrinya menjadi pengasuh satu-satunya dan dia hanya tidur dua hingga tiga jam sehari untuk membersihkan, memberi makan, dan berbicara dengannya.
Hal pertama yang dikatakan Li kepada istrinya setelah bangun tidur adalah: "Istriku, aku mencintaimu!"
Kisah mengharukan mereka dilaporkan minggu ini oleh beberapa outlet berita China.
Menurut laporan, Li jatuh dari sepeda motor pada Agustus 2013, saat mengendarainya untuk bekerja.
Menjelaskan kondisinya, Dr Wan Qing'an mengatakan kepada wartawan, "Ketika dia dibawa ke rumah sakit, dia dalam kondisi vegetatif. Dia tidak bisa menanggapi apa pun."
Istrinya, Zhang Guihuan (57), mengenang, "Dokter memberi tahu saya bahwa ia mungkin berada dalam kondisi vegetatif yang persisten."
Dia mengatakan dia tidak mau menerima diagnosis dan ingin membuktikan bahwa para dokter salah.
"Hal-hal ini sangat membantu untuk merangsang sistem sarafnya," kata Dr Wan.
Wanita berkemauan keras itu hanya tidur dua hingga tiga jam sehari dan merawat Li dalam segala aspek yang memungkinkan. Akibatnya, ia kehilangan 10 kilogram selama itu.
Zhang berkata untuk memberi makan suaminya, dia harus hati-hati memasukkan makanan ke dalam dan kemudian dengan lembut menekan lidahnya untuk memberi tahu suaminya bahwa dia bisa makan.
Li secara ajaib mendapatkan kembali kesadarannya tahun lalu.
Pria itu terus tinggal di rumah sakit untuk menjalani perawatan pemulihan.
Dr Wan berkata meskipun Tuan Li tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, dia sepenuhnya sadar akan keadaan di sekitarnya.
Cuplikan yang direkam kemarin di rumah sakit menunjukkan bahwa istri membantu Li untuk berlatih berjalan dengan bantuan sebuah kruk.
Video itu juga memperlihatkan dia memijat suaminya.
Dr Wan mengatakan Li telah membuat kemajuan besar setelah mengambil bagian dalam skema pemulihan selama lebih dari setahun.
Berbicara tentang Zhang, kepala perawat Xia Li berkata, "(Zhang) mengajar banyak gerakan kepada pasangannya dan dengan sabar menunjukkannya kepadanya tanpa mengeluh."
Berbicara tentang masa depan, Zhang berkata, "Saya tidak pernah berpikir untuk menyerah. Selama dia masih hidup, aku akan terus melayaninya."
Dikurung Orang Tua
Cerita berbeda dari tanah air. Warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) melaporkan kondisi memprihatinkan seorang remaja bernama Rahmadi kepada pihak berwenang pada Rabu (21/8/2019).
Rahmadi (17) diketahui dikurung oleh orangtua kandungnya dalam kotakkecil dan dikunci dari luar.
Oleh kedua orangtuanya, ia dikurung seperti itu sudah sejak tiga tahun yang lalu.
Dikurung dalam kotak dan ditelantarkan membuat tubuh Rahmadimengecil.
Hal itu diperparah karena Rahmadi memang memiliki keterbelakangan mental dan susah berbicara.
Tetangga Rahmadi menuturkan, kondisi buruk yang dialami oleh remaja berusia tujuh belas tahun itu sudah sejak Almarhumah Nyami (50) orang tua angkat Rahmadi meninggal dunia pada tahun 2016 lalu.
Sebab sejak Rahmadi kecil sudah diasuh orangtua angkatnya tersebut dan tinggal di Pulau Jawa.
Namun sepeninggalan ibu angkatnya, ia dikembalikan ke rumah orang tuanya di Sumatera Selatan hingga sekarang.
Bahkan sebelum dikurung di dalam kotak, Rahmadi juga pernah mengalami hal yang hampir serupa.
Ia sempat tinggal di bawah pohon pisang.
Sementara itu, dr. Fadly yang menangani Rahmadi di RSUD Talang Ubi melakukan perawatan darurat serta melakukan pengecekan gizi kepadanya.
Menurutnya, dengan berat badan dan tinggi badan Rahmadi seperti saat ini memang tidak seusai dengan ana berusia tujuh belas tahun lainnya.
Kedua orangtua Rahmadi ketika ditemui Dinas Sosial PALI, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PALI, Dinas Kesehatan PALI, serta Kades Sungai Baung mengungkapkan alasan di balik pengurungan terhadap anak remajanya itu.
Sebab keduanya tak bisa menjaga Rahmadi selama dua puluh empat jam, sementara mereka harus bekerja di ladang untuk menyadap karet demi menyambung hidup sehari-hari.
Tambah mereka, apabila anaknya ditinggal sendirian di rumah tanpa dikurung, maka Rahmadi bisa keluyuran.
Kedua orangtuanya takut apabila remaja yang mengalami keterbelakangan mental tersebut berbuat aneh-aneh ketika ditinggal dirumah tanpa dikurung di dalam kotak.
"Kalau ditinggalkan sendirian, dia (Rahmadi) suka keluyuran. Jadi, takutnya kalau main kejalan bisa tertabrak kendaraan," kata Bari (50), Ayah Kandung Rahmadi, dikutip dari SRIPOKU.com.
Selain itu, dirinya mengurung Rahmadi di belakang rumah dalam kotak layaknya sebuah kandang kambing, lantaran tidak percaya jika bisa ditinggal sendirian.
Hal ini lantaran kondisi Rahmadi yang mengalami gangguan keterbelakangan mental serta tunawicara.
"Kalau ditinggal sendirian di rumah, kami juga takut terjadi apa-apa. Karena dia (Rahmadi) suka sembarangan pegang barang," katanya, dikutip dari SRIPOKU.com.
Setelah pertemuan tersebut, Bari (50) dan Warti (48), orangtua dari Rahmadi bersedia untuk mengurus remaja itu dengan layak.
"Jika mereka (orang tua Rahmadi) masih melakukan hal sama (mengurung dan memukul) anaknya, maka mereka siap diproses secara hukum. Itu tertuang dalam surat perjanjian yang dibuat," ungkap Fahruddin, Kepala Bidang Sosial dan Rehabilitasi Dinas Sosial PALI, Kamis (22/8/19).
"Jadi, setelah kita mediasi dan melakukan pendekatan, penyuluhan dan pencerahan secara persuasif pada orang tua, dalam surat perjanjian itu mereka bersedia mengurus dan merawat kembali anaknya dengan baik," jelasnya. (intisari online)
Artikel ini sudah tayang di Intisari Online dengan judul kisah-seorang-istri-yang-setia-rawat-suaminya-yang-koma-selama-5-tahun-selama-dia-masih-hidup-aku-akan-melayaninya dan inilah-rahmadi-remaja-yang-dikurung-di-dalam-kotak-selama-3-tahun-oleh-orangtuanya-dan-pernah-tinggal-di-bawah-pohon-pisang