Berhasil Kembangkan Hotelnya di Jepang, Salah Satunya Berkat Ide Hagewari
Dipasanglah patung mirip diri Murata di dekat pendaftaran tamu dan tulisan diskon 500 yen bagi tamu botak
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pengusaha Jepang bidang perhotelan tampaknya mendapat ide dari tenaga pembersih secara bercanda mengenai dirinya yang botak, yang kemudian diterapkan dengan memunculkan sistim Hagewari (Hage=botak dan Wari=potongan harga).
"Dulu pernah ada perusahaan pembersih yang membersihkan kamar-kamar hotel menemukan banyak rambut di tempat kamar mandi. Kalau saja tamunya botak mungkin rambut yang menyumbat saluran air berkurang. Lalu muncul ide bagaimana kalau tamu botak dikasih diskon," papar Koji Miura President Hotel Tetora khusus kepada Tribunnews.com kemarin (1/10/2019).
Ide yang tadinya masih dianggap bercanda itu akhirnya diterapkan tahun 2013, memberikan diskon antara 300-500 yen per kamar kalau tamunya botak.
Dipasanglah patung mirip diri Koji Miura di dekat pendaftaran tamu dan tulisan diskon 500 yen bagi tamu botak.
"Setelah diterapkan sistim Hagewari, hal itu dapat perhatian sebuah media di Hokkaido, yang kemudian menyebar luas termasuk televisi dan para artis besar Jepang ikut pula menyinggung soal Hagewari di acara televisi sehingga populer."
Berkati ide barunya tersebut, diskon 500 yen bisa diperoleh tamu botak, dan disiarkan di berbagai televisi, pertumbuhan tamu hotel Tetora menjadi jauh semakin banyak dan jumlah hotelnya kini mencapai 25 lokasi di Jepang.
"Semua umumnya tanah milik saya kecuali tiga lokasi saja masih sewa," tekannya lagi.
Namun berkat kepemilikan tanah, membeli, harus pinjam uang dari bank, kini harus memikirkan pengembalian uang ke bank.
"Berat harus pikirkan kembalikan uang ke bank karena kita pinjam uang dari bank untuk usaha," tekannya lagi.
Selain itu, turis Korea jauh semakin sedikit karena banyak penerbangan stop, tidak lagi melanjutkan penerbangan dari Korea ke Jepang karena ketegangan hubungan kedua negara dewasa ini.
"Kalau dulu sekitar 7,5 juta turis Korea per tahun kini mungkin separuhnya hanya skeitar 3,5 juta turis saja yang ke Jepang."
Meskipun demikian jalur kosong tersebut diperkirakan akan ditutup oleh penerbangan negara lain sehingga diharapkan jumlah turis kembali meningkat ke Jepang.
Sementara itu mengenai sistim AirBnb dari Amerika, Murata dengan tegas menentang hal tersebut karena dianggap tidak aman dan perlu dipertanyakan tanggungjawabnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.