Sepak Terjang Sineenat Wongvajirapakdi, Selir Raja Thailand yang Ingin Gulingkan Permaisuri
Bagi sejumlah pengamat, kejatuhannya mewakili arah monarki Thailand di samping dugaan pelanggaran yang ia lakukan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, THAILAND - Baru beberapa bulan lalu Sineenat Wongvajirapakdi diberikan penghormatan sebagai selir raja Thailand.
Namun kebijakan Raja Thailand membuat terkejut para pengamat pada hari Senin (21/10/2019) dengan mencabut gelar selir, hanya beberapa bulan setelah pemberian gelar kehormatan tersebut.
Pada Juli lalu, Sineenat Wongvajirapakdi dijadikan "selir resmi".
Tetapi istana menyatakan dia dihukum karena berusaha menaikkan dirinya "sejajar dengan ratu".
Baca: Halangi Pengangkatan Permaisuri Jadi Ratu, Raja Thailand Copot Gelar Selir Sineenat
Bagi sejumlah pengamat, kejatuhannya mewakili arah monarki Thailand di samping dugaan pelanggaran yang ia lakukan.
Raja baru, Raja Maha Vajiralongkorn naik takhta pada 2016 ketika ayahnya meninggal - hukum lese-majeste negara itu melarang kritik apa pun terhadap monarki dan pelanggarnya dapat dikenai hukuman penjara berat.
Apa yang dimaksud dengan selir?
Selir pada umumnya mengacu kepada istri, suami, atau pendamping seorang raja atau ratu yang sedang berkuasa - tetapi dalam kasus Thailand "selir kerajaaan" adalah istilah yang dipakai bagi pendamping atau pasangan selain istri raja.
Sineenat, 34 tahun, adalah selir kerajaan pertama di Thailand dalam periode hampir satu abad.
Baca: Fakta Terbaru Sineenat Wongvajirapakdi, Selir Raja Thailand yang Ingin Gulingkan Permaisuri
Dirinya diberikan gelar tersebut pada Juli, menjadikannya pandamping resmi raja tidak lama setelah Raja Maha Vajiralongkorn menikahi istri keempatnya, Ratu Suthida.
Berdasarkan sejarah, poligami dan memiliki selir digunakan monarki Thailand untuk memastikan dukungan keluarga kuat di berbagai provinsi dari kerajaan besar.
Selama berabad-abad raja memiliki banyak istri - atau selir.
Terakhir kali raja Thailand mengangkat seorang selir resmi pada tahun 1920-an dan gelar tersebut tidak pernah dipakai sejak negara menjadi monarki konstitusional pada tahun 1932.