Biaya Persiapan Relokasi Maraton Olimpiade Jepang Sedikitnya 34 Miliar Yen
Maraton dengan jarak sekitar 49,5 kilometer di Sapporo itu akan dimulai dari Taman Odori dan berakhir juga di taman Odori Sapporo.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penyelenggaraan Maraton Olimpiade 2020 sudah diputuskan bersama baik dari IOC maupun pihak Jepang dipindahkan dari Tokyo ke Sapporo. Biaya pemindahan acara diperkirakan mencapai sedikitnya 34 miliar yen.
"Tidak sedikit biaya pemindahan maraton dari Tokyo ke Sapporo sedikitnya mungkin 34 miliar yen," ungkap Taro Shirato dan Hiroshi Yamadapara pimpinan partai TominFirst di manaPendirinya adalah Gubernur Tokyo Yuriko Koike.
Maraton dengan jarak sekitar 49,5 kilometer di Sapporo itu akan dimulai dari Taman Odori dan berakhir juga di taman Odori Sapporo.
"Di dalam 10 kilometer pertama jalanan akan turun naik dan berkelok cukup berat dan hal itu tidak masalah bagi pelari Jepang. Namun setelah itu jalanan akan banyak lurus dan hal tersebut perlu speed. Kecepatan itu ada kemungkinan dikuasai pelari luar negeri," papar Masako Chiba pelari maraton peraih medali perunggu Maraton Dunia tahun 2003.
Sapporo juga akan membutuhkan sedikitnya 29,000 kamar tempat tinggal bagi para tamu serta membutuhkan sedikitnya 4000 volunteer untuk membantu penyelenggaraan maraton Olimpiade 2020, plus sedkitar 3000 polisi sebagai pengamanan acara.
Setelah acara rapat kemarin, Kepala komisi koordinasi IOC John Coates tak bisa berbicara soal biaya yang akan membayar pemindahan lokasi ke Sapporo.
"Kita lihat saja nanti sekarang belum bisa kita bicarakan," tekannya.
Sedangkan Gubernur Tokyo sudah pasti tidak akan mau membayar biaya pemindahan lokasi maraton tersbeut ke Sapporo.
"Saya tidak akan membayar biaya pemindahan lokasi maraton ke Sapporo," tekan Gubernur Tokyo Koike seusai pertemuan dengan Coates dan Menteri Olimpiade Jepang serta Ketua IOC Jepang Yoshiro Mori.
Sementara itu Ketua Komite Penguatan Federasi Federasi Atletik Jepang Toshihiko Seko sangat menyayangkan keputusan pemindahan lokasi maraton dari Tokyo ke Sapporo.
"Saya yang ditunjuk mempersiapkan khusus maraton sejak 3 tahun lalu ya tidak ada artinya dong. Kita memang sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan IOC, sama sekali pendapat kita tidak didengar IOC. Mereka datang hanya memberitahu saja pemindahan itu, sama sekali tak ada negosiasi," tekan Seko kemarin (5/11/2019).
Pihak atletik Jepang pun sempat berpikir untuk boikot dengan keputuan IOC tersebut. Namun mempertimbangkan kemeriahan Olimpiade serta kepentingan para atlit akhirnya semuanya menerima saja keputusan pemindahan lokasi ke Sapporo.
"Kini kita fokus saja ke Sapporo Sapporo Sapporo. Sudah jangan berpikir ke belakang lagi deh. Waktu sudah sangat sempit dan kita minta segera diputuskan tanggalnya dan segalanya akar para atlit maraton dapat lebih siap lagi mempersiapkan diri bagi pertandingan di Sapporo.," tekan Seko lagi berapi-api meminta atlit fokus ke Sapporo mulai kini.
Selain itu Seko juga meminta kepada Panitia kalau bisa jadwal pertandingan Maraton digeser ke acara paling akhir Olimpiade agar persiapan maraton dapat lebih matang lagi di Sapporo yang praktis hanya 9 bulan di kurangi sekitar tiga bulan di mana salju pasti menutupi tebal kota Sapporo dan sangat mengganggu persiapan maraton di Sapporo antara Januari Februari dan maret 2020 mendatang.