Al Gore dan Pesona Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim di Kota Madrid
Al Gore dan Pesona Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim di Kota Madrid
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,MADRID-Puluhan negosiator dipersiapkan pemerintah Indonesia untuk memuluskan misi di ajang Konferensi Perubahan Iklim atau COP25 yang diselenggarakan di Kota Madrid, Spanyol.
Selain hard diplomacy, soft diplomacy juga menjadi bagian Indonesia menyukseskan kesepakatan Paris Agreement yang realisasinya akan dimulai awal tahun depan.
Untuk soft diplomacy kali ini, Indonesia
mendirikan Paviliun Indonesia di ajang ini bertema Climate Action for All; Time, Scale, Impact.
Baca: Wamen Alue Dohong Pimpin Delegasi Konferensi Perubahan Iklim di Madrid Spanyol
3000 peserta, negosiator, para pejabat dan dari kalangan lain, menjadi saksi mata keseriusan Indonesia mengimplementasikan
Nationally Determined Contributions (NDC) atau kontribusi secara nasional terkait target penurunan emisi nasional.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengungkap, sejumlah tokoh penting, pemerhati lingkungan akan singgah di Paviliun Indonesia.
Satu diantaranya, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore.
Baca: Suara Merdu Wamen LHK Alue Dohong Membuka Festival Generasi Muda Cinta Lingkungan
Yang juga dipastikan akan hadir adalah Profesor Nicholas Stern seorang ekonom penulis buku The Economics of Climate Change, Profesor Jeffrey Sachs, salah seorang ekonom asal Amerika Serikat.
"Sampai hari ini kita siap semua. Baik yang berupa substansi negosiasi, maupun soft diplomatic. Khususnya lewat paviliun Indonesia," katanya.
"Kita punya negosiator hampir 40-70 yang terbagi dalam 13 tematik negosiasi yang akan kita perjuangkan di COP25 ini," Wamen Alue Dohong menjelaskan.
"Sementara untuk outrage lewat diplomasi, khususnya yang ada di Pavilin Indonesia ini, kita punya 43 talkshow," lanjutnya.
Wamen menegaskan kembali, Indonesia komitmen target penurunan emisi nasional sebesar 29 persen dari usaha sendiri. Dan 41 persen melalui bantuan internasional.
"Artinya, target global untuk menekan laju suhu sampaii 1,5 derajat mungkin bisa tercapai," Wamen Alue Dohong memastikan.
Dalam ajang Konferensi Perubahan negosiasi termasuk pertemuan bilateral terjadi di ajang ini.
Baca: Menteri Siti Nurbaya: BPDLH Lengkapi Implementasi Perubahan Iklim Indonesia
"Salah satunya, dari artikel 6 dari Paris Agreement. Itu yang agak relatif alot negosiasinya, karena artikel itu mencakup means of implementation," ujar Wamen LHK.
Baca: Atasi Dampak Perubahan Iklim Dengan Ketahanan Nasional
Artikel 6 Paris Agreement menyangkut implementasi nationally determined contribution (NDC) pengurangan emisi. Reduksi emisi bisa ditransfer antar negara dan diperhitungkan dalam NDC.
Beberapa hal penting dalam artikel 6 Paris Agreement antara lain peningkatan ambisi untuk pengurangan emisi.
Mendorong pembangunan berkelanjutan, dan mekanisme emisi transfer yang dilakukan antar negara tidak mengurangi target penurunan emisi dalam NDC.