Kibarkan Bendera Perang Baru, Trump Punya Musuh Baru Selain Tiongkok?
"Oleh karena itu, saya akan mengembalikan pengenaan tarif pada semua baja dan alumunium dari negara-negara itu," kata Trump
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengibarkan 'bendera perang' kepada dua musuh barunya setelah memulai aktivitasnya pasca menjalani libur panjang 'Thanksgiving'.
Pada Senin lalu, ia telah mengumumkan dalam akun Twitter pribadinya bahwa AS akan mengenakan tarif baja dan alumunium pada Brazil dan Argentina.
Hal ini merupakan tanggapan Trump terhadap apa yang ia sebut sebagai 'devaluasi besar-besaran mata uang kedua negara itu yang berdampak buruk bagi petani AS.
"Oleh karena itu, saya akan mengembalikan pengenaan tarif pada semua baja dan alumunium dari negara-negara itu," kata Trump.
"Saya harap Federal Reserve AS segera mengambil tindakan agar negara-negara itu tidak mengambil keuntungan dari dolar kuat kami, dengan melakukan devaluasi mata uang mereka," ucapnya.
Kendati Trump yang telah memproklamirkan diro sebagai 'Tariff Man' berpihak pada kebijakan proteksionis, keputusannya dalam meningkatkan permusuhan perdagangannya tampaknya agak di luar diprediksi.
Dikutip dari laman Vox, Jumat (6/12/2019), pemerintahan Trump menempatkan tarif 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk alumunium di banyak mitra dagangnya, termasuk diantaranya Uni Eropa, Meksiko dan Kanada pada musim semi 2018 lalu.
Awalnya, pemerintahan Trump juga mengancam mitra dagang lainnya termasuk Brazil dan Argentina dengan tarif yang sama.
Namun pada akhirnya baik AS dan Brazil serta Argentina mencapai kesepakatan di menit terakhir, administrasi Trump pun membatasi impor baja dan alumunium melalui kuota.
Perlu diketahui, setelah Kanada, pada awal 2019 ini produk baja Brazil paling banyak dipasok ke AS.
Sedangkan pada tahun lalu, ekspor baja Brazil ke AS meningkat hingga mencapai USD 2,6 miliar.
Sementara capaian Argentina tidak sebesar pemasok, yakni USD 700 juta.
Saat ini trump pun ingin meninjau kembali tarif yang diterapkannya, meskipun alasannya cukup membingungkan.