Remaja Usia 15 Tahun Ditembak Mati di Rumah Seorang Petugas Polisi di Tampa
insiden penembakan terhadap remaja tersebut diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Hillsborough County Kapten Preston Hollis.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, LITHIA - Seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun ditembak mati di rumah seorang petugas kepolisian di Tampa, Florida, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (13/12) kemarin.
Dilansir dari TampaBay.com, insiden penembakan terhadap remaja tersebut diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Hillsborough County Kapten Preston Hollis.
Kapten Hollis mengatakan insiden tersebut melibatkan empat remaja berusia 15 hingga 16 tahun.
Baca: Mantan Menteri Jepang Ditembak Bekas Teman SMA-nya Gara-gara Hutang Piutang
Menurut keterangannya seorang remaja menghubungi 911 pada pukul 16:00 waktu setempat, tepat setelah insiden penembakan tersebut terjadi di sebuah rumah di Jalan Bridgewalk Drive dekat perusahaan pengembangan Fishhawk Ranch.
Kemudian petugas kepolisian tiba di lokasi dalam waktu 15 menit. Di sana mereka menemukan seorang remaja dengan luka tembak di bagian atas tubuhnya.
Remaja tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan.
Baca: Tersangka Pencuri 9 Unit Sepeda Motor Roboh Ditembak Polisi
"Dengan senjata anda selalu berasumsi harus menggunakannya, selalu," tutur Preston Hollis.
Meski menyatakan demikian, Kapten Hollis enggan menyebut nama petugas kepolisian Tampa yang melakukan aksi penembakan terhadap remaja tersebut.
Departemen kepolisian mengatakan, petugas tersebut sebenarnya sedang menjalankan sebuah tugas.
Selain itu, petugas yang kini menjadi pelaku penembakan terhadap remaja itu ternyata sudah menjadi seorang veteran selama 11 tahun.
Baca: Kisah Tragis Kehidupan Dokter Muda, Diperkosa Ramai-ramai, Ditembak, Lalu Dibakar
Kapten Hollis juga tidak menjelaskan bagaimana insiden penembakan terjadi. Namun pihaknya hingga kini masih mendalami bagaimana seorang remaja bisa memiliki sebuah senjata.
Selain itu, tim investigasi sampai saat ini juga masih menganalisis apakah penembakan tersebut sebuah insiden atau bukan.
"Menurut saya itu murni sebuah tragedi karena hal tersebut sebenarnya bisa dilakukan langkah preventif. Sayangnya, setiap kali insiden serupa terjadi, pastinya pembicaraan yang menyebar luas di masyarakat mengenai keamanan senjata dan hak atas kepemilikannya," ujar Kapten Preston Hollis.