ICMI: Cara China Tangani Uighur Menyinggung Dunia Islam
Pemerintah China harus membuka akses terhadap dunia internasional terkait permasalahan etnis Uighur yang sebenarnya.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyatakan, tindakan Pemerintah China yang represif terhadap muslim Uighur sangat melukai dunia Islam.
Jimly menyatakan, Pemerintah China harus membuka akses terhadap dunia internasional terkait permasalahan etnis Uighur yang sebenarnya.
Dia menilai cara Pemerintah China menangani muslim Uighur selama ini telah menyinggung negara-negara Islam.
"Meskipun masalah domestik, karena itu permasalah Uighur ini sudah menyinggung dunia Islam, meskipun pemerintahnya sendiri sulit merespons," kata Jimly di paparan Refleksi Akhir Tahun 2019 ICMI, di Gedung ICMI Center, Jakarta, Jumat (27/12/2019)..
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2003-2008 ini juga mengingatkan, Pemerintah Cina tidak boleh mengambil tindakan yang bisa melukai hati dunia Islam terkait etnis Uighur. Apalagi, selama ini China juga memiliki hubungan politik dan ekonomi dengan banyak negara muslim di dunia.
Baca: Mahfud MD Bantah Beda Pendapat dengan Moeldoko Soal Sikap Pemerintah Ri Terhadap Muslim Uighur
"Ini harus ditegakkan, mengingatkan Pemerintah China komunis, kalau dia butuh teman untuk berhadapan dengan negara barat, dia harus bertenggang rasa juga dengan umat Islam yang tersentuh dengan kejadian-kejadian (di Uighur) ini," ujarnya.
Baca: Indonesia Enggan Turut Campur Urusan Uighur
Karena itu, Jimly kembali meminta Pemerintah China membuka informasi yang sebenarnya tentang kondisi muslim Uighur.
"Kita berharap pemerintah Cina lebih terbuka, bukan hanya mempraktikkan ekonomi pasar, tapi harus menerima kebebsan Hak Asasi Manusia (HAM) yang ada di berbagai dunia. Karena pelanggaran HAM jadi masalah serius yang tidak bisa dibatasi politik negara," tegasnya.