Banyak yang Melapor, Korban Reynhard Sinaga Diperkirakan Terus Bertambah
Jumlah korban pemerkosaan Reynhard Sinaga berpotensi bertambah setelah muncul sejumlah aduan baru kepada polisi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Jumlah korban pemerkosaan Reynhard Sinaga berpotensi bertambah setelah muncul sejumlah aduan baru kepada polisi.
Pada Senin (06/01/2020), Reynhard dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan hukuman minimal 30 tahun penjara atas 159 dakwaan serangan seksual, termasuk 136 perkosaan.
Berdasarkan dokumen pengadilan, Reynhard terbukti mengajak 48 pria dari klub-klub malam di Manchester ke apartemennya, tempat dia kemudian membius, memperkosa, dan menyerang mereka.
Namun, korban Reynhard kemungkinan tidak terbatas pada 48 pria. Kepolisian Manchester mengatakan sebuah unit khusus yang dibentuk khusus untuk menerima laporan serangan seksual mendapatkan "respons yang sangat positif."
Juru bicara Kepolisian Manchester Raya mengatakan, "Untuk alasan operasional kami tidak bisa memberikan jumlah laporan yang kami dapatkan melalui unit khusus ini atau informasi yang kami peroleh melalui portal Insiden Besar Publik saat ini."
"Namun, kami dapat memastikan bahwa sejumlah laporan ini terkait [orang-orang yang] berpotensi [menjadi] korban Sinaga," kata polisi.
Polisi mengatakan mereka memiliki bukti Reynhard melakukan serangan seksual terhadap paling tidak 190 korban, namun banyak lainnya yang belum diidentifikasi.
Reynhard biasanya menunggu para pria yang meninggalkan klub-klub malam sebelum mengajak mereka ke flatnya dengan tawaran minum atau menelponkan taksi.
Baca: Reynhard Sinaga Mangsa Korbannya dalam Waktu 60 Detik
Dia lantas membius para korban sebelum menyerang mereka yang dalam kondisi tidak sadar. Semua aksinya difilmkan melalui dua telpon genggam.
Para korban menyatakan tidak ingat apa yang terjadi di apartemen Reynhard ketika terbangun keesokan harinya.
Survivors Manchester (Penyelia Manchester), yayasan yang dibentuk untuk menolong korban perkosaan pria mengatakan kasus itu "mendorong korban untuk berbicara" tentang serangan seksual.
Ketua yayasan itu Duncan Craig mengatakan, "Ada orang yang menelpon dan tidak terkena langsung kasus ini, namun mereka mengalami serangan seksual, mungkin saat anak-anak. Mereka merasa saatnya untuk berbicara."
"Ini sesuatu yang belum cukup banyak kami lakukan," tambahnya.