Seksolog Ungkap Kelainan Seksual Reynhard Sinaga, Kecenderungan Menikmati Hubungan Seks dengan Mayat
Seksolog Universitas Indonesia, Zoya Amirin menyebutkan ada keunikan dalam kasus pemerkosaan berantai di Inggris yang menjerat WNI Reynhard Sinaga.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seksolog Universitas Indonesia, Zoya Amirin menyebutkan ada keunikan dalam kasus pemerkosaan berantai di Inggris yang menjerat WNI Reynhard Sinaga.
"Kalau saya melihat ada sedikit keunikan dalam kasus ini," kata Zoya.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Sapa Indonesia Malam yang dilansir dari kanal YouTube Kompas Tv, Rabu (8/1/2020).
Sebelumnya, Zoya menjelaskan terkait gangguan kelainan (paraphilia) yang dimiliki oleh Reynhard Sinaga.
Paraphilia sendiri merupakan kondisi yang ditandai dorongan, fantasi, atau perIlaku seksual yang berulang dan intensif.
Paraphilia berasal dari bahasa Yunani, para berarti "di samping" dan philia berarti "cinta".
"Paraphilia ini memiliki tiga gangguan, yakni ada paraphilia inti, other spicified pharaflia dan ada unspicified paraphilia,"imbuhnya.
"Dalam other spicified paraphilia satu di antaranya ada necrophilia yakni mereka yang bisa menikmati hubungan seks dengan mayat, orang dalam keadaan koma ataupun tidak sadar," tambah Zoya.
Keunikan yang dimaksud Zoya yakni terkait kelainan seksual Paraphilia yang dimiliki oleh Raynhard.
Menurut Zoya orang yang memiliki kriteria Paraphilia tidak memiliki skill grooming behaviour yang tinggi seperti yang terlihat di diri Reynhard.
Grooming bahkan membutuhkan waktu, seperti melakukan pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu.
Sementara Reynhard dapat membuat orang asing nyaman dengan dirinya hanya dalam kurun waktu beberapa puluh menit.
"Nah disini yang saya katakan unik, dia (Reynhard) tidak memenuhi syarat sebagai paraphilia secara penuh," ungkapnya.
"Jadi dia memang melakukan hubungan seksual pada orang yang tidak sadar karena dibius," kata Zoya.
"Tapi kebanyakan orang yang memiliki kriteria paraphilia rata-rata adalah orang yang tidak memiliki social skill," ujarnya.
"Sementara kebanyakan dari korban Reynhard itu ada groomingnya, bujuk rayunya. Bahkan yang saya baca dalam waktu 60 detik dia bisa membuat orang nyaman untuk pergi ke apartemennya," jelasnya.
Tak hanya terkait Paraphilia, Zoya juga melihat ada narcissistic personality disorder dalam diri Reynhard.
Hal ini terlihat dengan ada kesan Reynhard yang ingin membanggakan kepada orang lain dengan merekam aksi bejatnya itu.
"Saya juga lihat ada sedikit karakteristik narcissistic di sini," kata Zoya.
"Di mana dia membanggakan kepada orang lain, dia dapat menguasai orang dengan cepat dan canggihnya," imbuhnya.
Di sisi lain, Psikolog Forensik STKI, Reza Indragiri menyebut kejahatan seksual dengan skill grooming behaviour ini modus yang sering dilakukan oleh pelaku kejahatan ini.
"Perilaku kejahatan seksual dengan modus grooming behaviour semacam ini, dengan mengajak berteman, minum bersama dan lain sebagainya ini sebenarnya modus yang paling sering dilakukan oleh pelaku kejahatan seksual," ujarnya.
"Dimana korban dari segala usia, baik itu anak-anak maupun orang dewasa," jelasnya.
Sehingga Reza menhimbau agar masyarakat lebih hati hati dan lebih pintar dalam menilai seseorang.
"Ternyata orang yang dihadapan kita tampak cerdas, baik dan memiliki prospek hidup yang luar biasa ternyata justru pada saat yang sama adalah monster yang luar biasa buas,"
"Semakin relevan ketika kami katakan sekali lagi, hati-hati orang yang tampak luar biasa baik diluar tapi dalamnya durjana luar biasa," imbuhnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)