China 'Ngamuk' Kapal Induk US Navy Berlayar di Selat Taiwan, Karma?
Setelah ramai China mengklaim sepihak Laut Natuna Utara, kini Negeri Tirai Bambu tengah berseteru dengan Taiwan dan Amerika Serikat.
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu yang lalu, aksi klaim sepihak China di Natuna Utara membuat publik tanah air geram.
Pasalnya China dicap semena-mena dan tak menghormati kedaulatan sebuah negara.
Namun belum lama ini mereka seakan kena karma.
Mengutip asia.nikkei.com, Sabtu (18/1/2020) pemilu Taiwan akhirnya dimenangkan oleh petahana anti-China, Tsai Ing-wen.
Tentunya hal ini membuat murka Beijing yang sedari dulu ingin mencaplok Taiwan dengan embel-embel jika negera tetangganya itu termasuk ke wilayah mereka.
Usai terpilih sebagai presiden Taiwan, Tsai Ing-wen langsung menegaskan jika negaranya bukan bagian dari China walau ada hubungan darah dengan negeri Tirai Bambu itu.
"Kami tidak perlu menyatakan diri kami sebagai negara merdeka," kata Tsai.
"Kami sudah menjadi negara merdeka dan menyebut diri kami Republik Taiwan," lanjut Tsai.
Presiden wanita Taiwan tersebut juga langsung menebar ancaman kepada militer China jika mereka berani menyerang maka akan sangat mahal konsekuensinya.
"Menyerang Taiwan adalah sesuatu yang akan sangat mahal bagi China," tegas Tsai.
Sementara itu Juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Ma Xiaoguang langsung membalas komentar Tsai tersebut.
Ia mengatakan jika Taiwan bukan negara berdaulat sehingga merupakan bagian dari negara China dan akan seterusnya begitu.
"Taiwan adalah bagian yang sakral dan tidak dapat dicabut dari Cina," kata Ma.
Kemenangan Tsai dalam pemilu ini dirayakan gegap gempita oleh rakyat Taiwan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.