Presiden PKS Kritik Prabowo yang Sering ke Luar Negeri: Sekarang di Dalam Jangan 'Tipis Telinga'?
Partai Keadilan Sejahtera melempar kritikannya kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kerap kali ke luar negeri dan tanggapannya soal Natuna.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman melempar kritikannya kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Ia dikritik lantaran posisinya sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto kerap kali ke luar negeri.
Prabowo Subianto diketahui telah berkunjung ke tujuh negara.
Sohibul juga mengkritisi pernyataan Prabowo Subianto yang dinilai kurang tegas dalam penanganan kapal laut asing di perairan Laut Natuna.
Sohibul Iman menyatakan seorang pejabat harus mau dikritik.
Sohibul juga yakin Prabowo Subianto bukan sosok yang anti dikritik.
"Ketika mereka di luar sering mengkritik, kok sekarang ketika di dalam balik dikritik jadi tipis telinga?" tutur Sohibul Iman yang dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (21/1/2020).
"Seorang pejabat itu harus diapresiasi jika kebijakannya baik," katanya.
Namun, sambungnya, seorang pejabat juga harus mau dikritik bila kebijakannya dianggap tidak baik.
Sohibul lantas menambahkan jangan ada tuduhan men-downgrade sosok Prabowo.
"Saya yakin Pak Prabowo tidak demikian. Juru bicaranya saja, saya bicara dengan Pak Prabowo tidak ada masalah," terangnya.
Kunjungan ke Luar Negeri
Terkait kunjungannya ke luar negeri, Prabowo mengaku punya alasan.
Prabowo Subianto menyebut, kunjungannya ke luar negeri itu demi kepentingan negara.
Terutama soal alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Prabowo mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan.
Menurutnya, pemerintah perlu menjajaki peluang agar negara-negara lain mau menjual alutsista mereka kepada Indonesia.
"Kita juga harus meminta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," terang Prabowo.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan mengenai pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kunjungan ke luar negeri yang bisa dilakukan melalui ponsel.
"Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke luar negeri."
"Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via HP-nya."
"Kunjungan luar negeri bisa melalui ponsel, dunia sudah terkoneksi," kata Mardani, dikutip dari Kompas.com.
Mardani menyebut, kunjungan kerja ke luar negeri mesti memiliki tujuan yang jelas.
Tak hanya itu, Mardani juga berharap ada timbal balik yang setimpal dari kunjungan kerja Prabowo ke tujuh negara tersebut.
"Kunjungan ke luar negeri monggo saja dilakukan, tetapi mesti dipastikan teturn on investment-nya jauh lebih baik."
"Dan semua perlu disampaikan kepada publik secara transparan," ujar Mardani.
Pernyataan Prabowo Soal Konflik Natuna
Diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto memberikan tanggapannya terkait kapal laut asing di perairan Laut Natuna Utara.
Prabowo Subianto menegaskan, akan akan menyelesaikan situasi panas ini dengan baik.
"Kami tentunya akan begini, kami masing-masing punya sikap. Kami nanti harus mencari solusi yang baik," kata Prabowo yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (3/1/2020).
"Bagaimanapun China adalah negara sahabat," katanya.
Saat ditanya oleh rekan media soal penambahan personel, Prabowo berseloroh untuk santai.
"Kita cool saja, santai," tuturnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)(Kompas.com/Tsarina Maharani)