Update Penyebaran Virus Corona, Seorang Dokter Meninggal hingga Bus Antar-provinsi Dinonaktifkan
Virus corona telah menewaskan 41 korban jiwa di China. Hampir 1.300 orang terjangkit virus mematikan ini. Berikut perkembangan kasusnya.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona telah menewaskan 41 korban jiwa di China.
Bahkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona pun telah mencapai hampir 1.300 orang.
Pemerintah China semakin gencar menangani penyebaran virus mematikan ini.
Dilansir dari Aljazeera, pemerintah ibu kota China, Beijing telah memperluas pembatasan perjalanan, yang mempengaruhi mobilitas sekitar 56 juta orang, di tengah kekhawatiran meningkatnya penularan virus corona.
Berikut perkembangan kasus penyebaran virus corona yang dikumpulkan Tribunnews.com dari berbagai sumber, Sabtu (25/1/2020).
1. Seorang Dokter Meninggal Dunia
Seorang dokter di Hubei Xinhua Hospital, Liang Wudong, dikabarkan meninggal dunia akibat terjangkit virus corona pada Sabtu (25/1/2020) waktu setempat.
Wudong menghembuskan napas terakhirnya pada usia 62 tahun.
Hal itu dikabarkan oleh saluran televisi China Global Television Network (CGTN) akun Twitter resminya, @CGTNOfficial.
"Liang Wudong, a doctor at Hubei Xinhua Hospital who had been at the front line of the #CoronavirusOutbreak battle in Wuhan, dies from the virus at age 62 (Liang Wudong, seorang dokter di Rumah Sakit Hubei Xinhua yang berada di garis depan pertempuran #CoronavirusOutbreak di Wuhan, meninggal karena virus di usia 62)," tulisnya.
Sementara itu, dilansir dari theguardian.com, Wudong merupakan satu di antara sejumlah dokter yang merawat para korban yang terjangkit virus corona di Wuhan, China.
Kasus kematian Wudong merupakan kasus pertama yang terjadi di lingkungan tenaga medis di Wuhan.
Meninggalnya Wudong juga dianggap sebagai penanda bahwa sistem kesehatan setempat telah kewalahan dan wabah virus corona semakin memburuk.
2. Pemerintah Bangun Rumah Sakit Khusus
Pemerintah China tak main-main dalam berupaya menanggulangi penyebaran virus corona.
Dilansir dari BBC, pemerintah akan membangun rumah sakit khusus yang diperuntukkan bagi pasien yang terjangkit virus corona.
Rumah sakit yang dibangun di Kota Wuhan, China, itu dijadwalkan selesai dalam waktu enam hari saja.
Menurut media pemerintah setempat, rumah sakit baru yang dibangun di atas tanah seluas 25.000 meter persegi ini dirancang memiliki sekitar 1.000 tempat tidur.
Menurut Pemerintah China, bukan hal yang mustahil untuk dapat membangun rumah sakit dalam waktu enam hari.
"Cina memiliki catatan menyelesaikan berbagai hal dengan cepat bahkan untuk proyek-proyek besar seperti ini," kata Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri, seperti yang diberitakan BBC, Sabtu (25/1/2020).
Huang mengatakan, rumah sakit di Beijing yang dibangun di tahun 2003 mampu selesai dalam waktu tujuh hari saja.
Sehingga, menurutnya, memungkinkan bagi tim konstruksi saat ini untuk memecahkan rekor tersebut.
Sama seperti rumah sakit di Beijing, pusat Wuhan akan dibuat dari bangunan prefabrikasi.
Lebih lanjut, Huang menyebutkan sejumlah insinyur akan didatangkan dari seluruh negeri untuk menyelesaikan konstruksi tepat waktu.
"Pekerjaan teknik adalah keahlian Cina. Mereka memiliki catatan membangun gedung pencakar langit dengan cepat. Ini sangat sulit bagi orang Barat untuk membayangkan. Itu bisa dilakukan," tuturnya.
Menurutnya, dalam hal pasokan medis, Wuhan dapat mengambil persediaan dari rumah sakit lain atau dapat dengan mudah memesannya dari pabrik.
3. Beijing Akan Hentikan Semua Bus Antar-provinsi Mulai 26 Januari
Dilansir dari Aljazeera, Beijing akan menghentikan semua bus antar-provinsi mulai Senin (26/1/2020).
Langkah tersebut diambil sebagai upaya menanggulangi penularan virus corona.
Belum diketahui secara pasti kapan layanan bus akan diaktifkan seperti sediakala.
4. Pemerintah China Kirim 1.200 Tenaga Medis Tambahan
Pemerintah China pun meningkatkan upaya untuk memerangi epidemi yang berkembang.
Dilansir dari theguardian.com, Pemerintah China mengirim 1.200 tenaga medis tambahan ke Wuhan, pusat penyebaran virus corona, untuk meringankan beban tenaga medis di sana.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Tiongkok mengambil langkah untuk mengidentifikasi dan segera mengisolasi kasus-kasus yang diduga sebagai penyebaran virus mematikan ini di kereta api, pesawat terbang, hingga bus.
Langkah tersebut menyusul jumlah kematian akibat virus corona yang meningkat menjadi 41 korban jiwa.
Jumlah orang yang terinfeksi virus corona pun telah mencapai hampir 1.300 orang.
Pos-pos pemeriksaan pun akan didirikan di tempat-tempat pemberhentian transportasi.
Penumpang dengan dugaan pneumonia akan langsung dilarikan ke pusat medis.
NHC menyebutkan, isolasi kasus-kasus yang diduga sebagai penyebaran virus corona harus diikuti oleh desinfeksi kereta, pesawat, maupun bus.
"Semua departemen transportasi harus secara ketat memperkenalkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian termasuk tindakan penyaringan di bandara, stasiun kereta api, terminal bus, dan pelabuhan," kata NHC, seperti yang diberitakan theguardian.com
"Semua staf yang melayani penumpang harus mengenakan masker," sambungnya.
5. Uni Eropa Akan Gelar Pertemuan
Komisaris Kesehatan Eropa Stella Kyriakides menyampaikan pihaknya akan menggelar pertemuan dengan perwakilan kesehatan negara Uni Eropa pada hari Senin (26/1/2020).
Pertemuan tersebut tak lain untuk membahas mengenai penyebaran virus corona baru.
"We are following the developing situation of the #coronavirus very closely and have called for a meeting of the #EU Health Security Committee on Monday to discuss response options and preparedness needs of EU Member States (Kami mengikuti perkembangan situasi #coronavirus dengan begitu dekat dan kami telah menyerukan pertemuan #EU Health Security Committee pada hari Senin untuk membahas opsi tanggapan dan kebutuhan kesiapsiagaan dari Negara Anggota EU," tulisnya di akun Twitter pribadinya, Sabtu (25/1/2020).
5. Warga Negara Perancis Dievakuasi dari Wuhan
Diberitakan Aljazeera, menurut South China Morning Post, pemerintah Perancis berencana mengevakuasi warga Perancis yang berada di Wuhan.
"Konsulat jenderal, bekerja sama dengan pemerintah setempat, berencana untuk mendirikan layanan bus untuk memungkinkan warga negara Perancis ... dan pasangan dan anak-anak China dan asing mereka melakukan perjalanan dari Wuhan ke Changsha," kata Konsulat Perancis dalam keterangan tertulis yang diterima South China Morning Post, seperti yang diberitakan Aljazeera.
Dalam keterang tertulis tersebut, Konsulat Perancis juga meminta siapa pun yang menerimanya untuk menyampaikan pemberitahuan kepada warga negara Prancis lainnya.
Namun, belum dapat dipastikan kapan evakuasi yang direncanakan itu akan dilakukan.
6. Perayaan Imlek Terhambat
Seperti yang diketahui, penyebaran virus corona bersamaan dengan perayaan Tahun Baru imlek.
Diberitakan theguardian.com, wabah ini telah meredam perayaan Tahun Baru Imlek di Wuhan dan di sejumlah negara lainnya.
Di negara setempat, restoran, pasar, dan taman ditutup.
Pertemuan publik pun dilarang dan transportasi umum ditangguhkan.
Banyak warga yang memilih untuk tinggal di rumah.
Sementara itu, antrian panjang dilaporkan terjadi di sejumlah apotek.
Banyak warga yang berdatangan membeli masker wajah dari staf yang mengenakan pakaian pelindung dan sarung tangan.
Di tempat lain di China, Tembok Besar telah ditutup bersamaan dengan ditutupnya Disneyland.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.