Pengakuan Korban Perkosaan Reynhard Sinaga (2-Habis): Rahasia Itu Tersimpan di Handphone Putih
Hp itu justru merupakan temuan penting karena video dan gambar lusinan pria yang telah dibius dan diperkosa oleh pelaku selama 2,5 tahun sebelumnya.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Reynhard Sinaga (36), warga negara Indonesia yang dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, karena memperkosa 195 pria, kembali jadi sorotan.
Itu terjadi setelah media Inggris, Daily Mail edisi Minggu (26/1/2020), mempublikasikan wawancara dengan seorang pria berusia 21 tahun, sebut saja Peter (nama samaran), korban perkosaan yang kemudian melapor ke polisi.
Laporan Peter pada 1 Juni 2017 itu kemudian membuka tabir kejahatan Reynhard, warga Depok, yang menggemparkan Inggris.
Sebelum lapor polisi, Peter mengaku sempat bertarung dengan Reynhard di apartemen tempat ia mengalami perkosaan.
Saat itu usia Peter masih 18 tahun.
"Saya sempat mengira telah membunuhnya. Dia tidak bergerak. Saya telah memukulinya hingga di luar batas. Saya melakukan apa yang harus saya lakukan pada saat itu untuk bertahan hidup," kata Peter.
Setelah berhasil ke luar dari apartemen Reynhard, Peter menelepon ibunya, minta dijemput di lokasi semula ketika ia diturunkan enam jam sebelumnya.
Setelah melapor kepada polisi, Peter sempat ditahan selama 11 jam karena dicurigai menganiaya Reynhard hingga pingsan.
Beruntung polisi menemukan handphone milik Reynhard yang dipakai untuk merekam tindakan perkosaannya.
Baca: Pengakuan Korban Perkosaan Reynhard Sinaga (1): Dia Tidak Bergerak, Saya Mengira Telah Membunuhnya
Baca: Hasil Final Thailand Masters 2020 - Hafiz/Gloria Terhenti di Tangan Pasangan Asal Inggris
Akhirnya polisi mempercayai laporan Peter mengenai perkosaan terhadap dirinya sehingga remaja itu kemudian dibebaskan.
Reynhard Sinaga dinyatakan bersalah memperkosa 195 pria, setelah melumpuhkan mereka menggunakan obat bius.
Uniknya Reynhard merekam sejumlah perkosaan itu.
Para korban mengaku sering tidak memiliki firasat buruk terhadap pelaku.
Hingga saat ini sebanyak 70 korban belum dapat diidentifikasi.
Sebelum Peter, saat itu berusia 18 tahun, melapor ke polisi di Manchester, Inggris, 1 Juni 2017, ia menyebut terjadi perkelahian hebat di apartemen Reynhard Sinaga.
Korban merasa di atas angin karena tubuhnya lebih besar dari pelaku perkosaan.
Pergumulan terjadi di tempat tidur.
"Aku mendorongnya ke tempat tidur. Dia meraih kaus saya dan menarik saya ke atas. Dia meraih saya dan menggigit saya. Saya memukulnya beberapa kali lagi dan dia berbaring di tempat tidur," ujar Peter kepada Daily Mail, dalam publikasi, Minggu (26/1/2020).
Ketika Reynhard mulai linglung, Peter mengumpulkan barang-barangnya.
"Saya ke luar dari kamar dan menemukan telepon saya di kamar mandi, begitu juga dompet saya. Dia pasti mengeluarkannya dari sakuku ketika aku pingsan," katanya.
Baca: Mohamed Salah Kini Sejajar dengan Gerrard, Messi dan Cristiano Ronaldo dalam Hal Ini!
Baca: Putrinya Baru Menikah 2 Bulan, Ibunya Malah Tega Berselingkuh dengan Menantu Hingga Hamil & Lahiran!
Ketika hendak ke luar, ternyata pintu terkunci. Saat itu Reynhard melompat ke punggung Peter.
Korban kemudian memukuli kepala si pemerkosa.
"Aku meninju kepalanya dan akhirnya dia melepaskanku. Saya membuka pintu depan dan berlari ke luar."
Jins biru Peter dan kaus hitam basah oleh darah Reynhard Sinaga.
Dia memeriksa teleponnya tetapi kehabisan baterai sehingga dia berlari di seberang jalan dan menghentikan seseorang.
Peter menggunakan telepon orang itu untuk menghubungi ibunya.
"Aku minta ibu menjemput ku di tempat ia menurunkanku semalam," katanya.
Ketika menunggu, dia berpikir Reynhard mungkin sudah mati.
"Untuk sesaat aku berpikir untuk tidak memanggil polisi karena aku khawatir akan mendapat masalah. Tetapi aku harus melakukannya. Saya perlu memberi tahu mereka apa yang telah terjadi."
Baca: Setelah Reynhard Sinaga, Kini Muncul Hasan Ketua Ikatan Gay Tulungagung
Baca: AS Hargai Kepala Pemimpin Baru ISIS Pengganti al-Baghdadi Rp 68 M
Peter kembali ke dalam blok apartemen dan mengetuk sebuah apartemen di lantai pertama untuk meminjam telepon.
"Saya menelepon 999. Saya berkata, saya pikir saya telah diperkosa dan telah memukuli pria ini di apartemennya."
Ketika ibu Peter tiba 20 menit kemudian, polisi telah berada di lokasi kejadian.
Reynhard Sinaga terbaring dalam genangan darah di lorong apartemen.
Celakanya Peter justru ditangkap karena dicurigai menyerang Reynhard.
Diminta mengeluarkan isi sakunya, Peter terkejut menemukan iPhone 4 putih di saku belakang celana jinsnya.
Rupanya Peter keliru meraih telepon tua milik Reynhard Sinaga.
Ternyata benda itu justru merupakan temuan penting karena video dan gambar lusinan pria yang telah dibius dan diperkosa oleh pelaku Sinaga selama 2,5 tahun sebelumnya.
Polisi juga menemukan iPhone kedua di flat Reynhard Sinaga yang digunakan untuk merekam perkosaan terhadap Peter.
"Semula mereka (polisi) menganggap saya pelaku penganiayaan terhadap seorang pria Asia yang tubuhnya setengah dari ukuran tubuh saya. Polisi bertanya apakah saya homoseksual? Saya bilang saya jujur."
Setelah 11 jam ditahan, Peter dibebaskan dengan jaminan polisi dan diizinkan pulang.
Kemudian, ia diberitahu tentang penemuan telepon kedua - iPhone 6 hitam dari bawah tempat tidur Reynhard Sinaga.
Setara 250 DVD
Pemerkosa itu pada akhirnya memberi tahu polisi kode sandi handphone itu dan ditemukan video perkosaan terhadap Peter.
Ketika diperiksa dua handphone itu berisi 3,3 terabyte bukti digital alias setara dengan 250 DVD.
"Polisi mengatakan ada ratusan video. Saya tidak bisa mempercayainya. Aku merasa sakit," kata Peter.
Terlepas dari banyaknya bukti, Reynhard Sinaga membantah kejahatannya, memaksa para korban untuk memberikan bukti.
Pembelaannya, mereka (korban) berpura-pura tidur ketika berhubungan seks dengannya.
Baca: Pidato Pertama Pangeran Harry Setelah Mundur Dari Kerajaan, Suami Meghan Markle: Tak Ada Pilihan
Baca: Rumah Baru Pangeran Harry & Meghan Markle Usai Lepas Gelar Ningrat, Tetap Bak Istana, Intip Fotonya
Peter memutuskan tidak akan membiarkan apa yang dilakukan Reynhard Sinaga menghancurkan hidupnya, sehingga ia melakukan tes HIV.
"Saya mengikuti tes HIV dan hal-hal lain sebagai bagian dari proses. Sangat melegakan ketika hasilnya negatif," katanya.
Peter mengaku menolak ketika polisi bertanya apakah ia ingin melihat rekaman video perkosaan terhadap dirinya.
"Polisi bertanya kepada saya apakah saya ingin melihat video saya. Saya bilang tidak. Tidak ada yang mau menonton video itu."
Pada bulan-bulan berikutnya, kehidupan berjalan seperti biasa sampai persidangan Reynhard Sinaga dimulai.
Hampir setahun setelah pemerkosaan, Peter dipanggil untuk memberikan bukti di Pengadilan Manchester.
"Saya ingin menatap matanya. Dia sepertinya tidak menunjukkan penyesalan. Dia mencoba tertawa dan bercanda dengan penjaga penjara," ujar Peter. (feb)