Vaksin Virus Corona, China Klaim Bisa Buat dalam Waktu 1 Bulan, Ahli di Hong Kong Membantah
China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus virus corona novel jenis baru atau 2019-nCoV terus meningkat.
Hingga Kamis (30/1/2020) pukul 08.04 WIB, kasus virus corona telah mencapai angka 7.864 dan menyebabkan 170 orang meninggal.
Mengutip data real time SCMP, kasus virus corona paling meningkat drastis terjadi di China.
Sebelumnya kasus 2019-nCoV di China pada Rabu (29/1/2020) malam tercatat sebanyak 6.055 kasus.
Jumlah ini bertambah sebanyak 1.809 kasus.
Baca: Penampakan Kota 'Hantu' Wuhan dari Udara, Seorang Warga Ungkap Sulit untuk Keluar
Baca: Pasar Seafood Huanan Diduga Bukan Satu-satunya Penyebab Virus Corona Mewabah, Ahli Beri Penjelasan
Terkait mewabahnya virus corona di China dan sejumlah negara, ahli penyakit menular China, Li Lanjuan, mengatakan vaksin 2019-nCoV bisa diproduksi dalam kurun waktu sebulan.
Hal ini ia sampaikan pada Senin (27/1/2020) kemarin.
Sementara itu, Rumah Sakit Shanghai Timur Universitas Tongji sebelumnya telah mendesak untuk menyetujui proyek pengembangna vaksin virus corona.
Dikutip Tribunnews dari SCMP, vaksin tersebut akan dikembangkan bersama Stemirna Theurapeutics, sebuah perusahaan bioteknologi di Shanghai.
CEO perusahaan itu, Li Hangwen, mengklaim vaksin bisa dibuat tak lebih dari 40 hari.
Namun, pernyataan Li Lanjuan dan Li Hangwen, dibantah ahli penyakit menular Hong Kong, Profesor Yuen Kwok-yung.
Yuen mengungkapkan keraguannya mengenai pembuatan vaksin virus corona yang disebut-sebut bisa diselesaikan dalam waktu tak lebih dari 40 hari atau bahkan sebulan.