Update Sidang Impeachment Donald Trump, Hancurnya Harapan Demokrat untuk Hadirkan Saksi Baru
Sebelum sidang impeachment Donald Trump pada dimulai, empat senator dari Partai Republik yang dikenal moderat menjadi sorotan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sidang impeachment Presiden Amerika Serikat Donald Trump di level Senat memasuki babak baru.
Partai Demokrat berharap dapat menghadirkan saksi baru untuk persidangan pemakzulan Donald Trump.
Setelah berhari-hari mengajukan argumen yang dimaksudkan untuk membujuk Senat, Demokrat kini kehilangan kesempatan penting dan memperoleh suara 51:49.
Anggota kepemimpinan GOP Senat, Senator Roy Blunt menuturkan, pemungutan suara final ditetapkan pukul 16.00 waktu setempat.
Pemungutan suara itu dilaksanakan satu hari setelah Donald Trump dijadwalkan datang ke Capitol untuk menyampaikan State of the Union Addresnya.
Dikutip dari portal berita ABCNEWS, Donald Trump telah meninggalkan Gedung Putih sebelum pemungutan suara pada Jumat (31/1/2020) menuju resor Mar-a-Lago di Florida.
Sebelumnya, harapan Demokrat untuk menghadirkan saksi dihancurkan Senator Republik, Lisa Murkowski.
Lisa Murkowski merupakan satu di antara kalangan moderat yang menargetkan dan mengumumkan dia tidak akan memberikan vote 'tidak' pada sidang Senat berlangsung pada Jumat (31/1/2020).
Diberitakan, Partai Republik berharap untuk segera melangsungkan pemungutan suara final agara dapat membebaskan Donald Trump setelah pemungutan suara pada saksi.
Pada pukul 17.42 waktu setempat, Senat mengalahkan upaya Demokrat memanggil saksi baru.
Seperti yang diharapkan, dengan suara 51:49, Partai Republik mengalahkan upaya Demokrat untuk memanggil saksi tambahan.
Pemimpin Minoritas Chuck Schumer mengeluarkan pernyataan dengan nada marah saat meninggalkan ruang Senat
"Untuk tidak mengizinkan seorang saksi, sebuah dokumen, tidak ada saksi, tidak ada dokumen, dalam persidangan impeachment adalah sebuah kesalahan," kata Pemimpin Minoritas Chuck Schumer dengan nada marah setelah meninggalkan ruang Senat.
"Ini tragedi besar. Satu di antara tragedi terburuk yang pernah diatasi oleh Senat," tambahnya.
"Amerika akan mengingat hari ini, di mana Senat tidak memenuhi tanggung jawabnya, Senat berpaling dari kebenaran dan melakukan persidangan palsu," tegasnya.
"Jika Presiden dibebaskan tanpa saksi, tanpa dokumen, pembebasan tidak akan memiliki nilai karena orang Amerika akan tahu bahwa persidangan ini bukan pengadilan yang nyata," tambahnya.
"Tidak ada saksi, tidak ada dokumen. Ini adalah tragedi dalam skala yang sangat besar," terangnya.
Pernyataan McConnell
Pemimpin Mayoritas, Mitch McConnel mengumumkan Senat akan mengajukan reses.
Senat belum memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya dan belum ada kepastian kapan akan melakukan proses selanjutnya.
Setelah pemungutan suara, McConnell pun mengeluarkan pernyataan.
Pernyataan tersebut mengindikasikan persidangan tidak akan berakhir malam ini (Jumat 31/1/2/2020) atau Sabtu pagi (1/2/2020).
"Mayoritas Senat AS telah menentukan bahwa sejumlah saksi dan 28.000 halaman dokumen yang sudah cukup bukti untuk menilai tuduhan para manajer DPR dan mengakhiri persidangan pemakzulan ini," pernyataannya berbunyi.
"Senat tidak perlu membuka kembali penyelidikan yang disimpulkan oleh mayoritas anggota Dewan Demokrat dan yang oleh para manajer sendiri terus digambarkan sebagai sidang 'luar biasa' dan 'tanpa keraguan', terangnya.
"Untuk mendapatkan saksi tambahan dalam pengadilan impeachment, dengan pertanyaan yang belum terselesaikan tentang hak istimewa eksekutif yang akan membutuhkan proses pengadilan yang berlarut-larut," paparnya.
"Senator sekarang akan berunding dengan para Manajer DPR, dan dengan penasihat Presiden untuk menentukan langkah selanjutnya," terangnya.
"Kita bersiap untuk menyelesaikan persidangan dalam beberapa hari mendatang," kata McConnell.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)