Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hati-hati Belajar Ninja Jepang, Bisa Mengarah ke Dunia Kejahatan dan Keterkaitan dengan Setan

Bukan tidak mungkin yang berilmu tinggi bila tidak sadar dan tak bisa kontrol diri akan bersenyawa dengan kalangan setan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hati-hati Belajar Ninja Jepang, Bisa Mengarah ke Dunia Kejahatan dan Keterkaitan dengan Setan
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Jinichi Kawakami (70), ninja terakhir di Jepang. 

Melihat berbagai kemungkinan tersebut, apalagi setelah mempelajari puluhan tahun dan disesuaikan dengan perubahan zaman yang begitu cepat, Kawakami menyimpulkan sebenarnya tak perlu belajar menjadi ninja.

Kecuali memang hanya untuk hal positif, menjaga diri dengan bela diri ninjutsu, untuk pengobatan karena juga mempelajari obat-obatan termasuk pembuatan ramuan bom asap dari berbagai bahan alam, agar ninja bisa kabur.

Para ninja sedang bertanding di Perfektur Mie Jepang.
Para ninja sedang bertanding di Perfektur Mie Jepang. (Istimewa)

Peralatan ninja selain shuriken ada ratusan jenis jumlahnya, sangat bervariasi untuk kelengkapan seorang ninja.

"Kalau seribu macam sih tidak sampai. Paling juga ratusan jenis peralatan ninja apabila mau dirinci," kata Kawakami.

Peralatan, obat bahan alam dan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar memang memungkinan seorang ninja menggunakan ilmu hitamnya guna memperlancar tugasnya.

Baca: Penggalangan Dana Dinas Sosial Osaka, Para Mahasiswi di Jepang Lomba Adu Cepat Makan Maki Sushi

Baca: BREAKING NEWS: Helikopter Polisi Jepang Jatuh, Seorang Penumpang Cedera

Pada tingkat demikian, penggunaan black magic, akan mudah pula menjadi salah satu jalan kalau sudah mendekatkan diri kepada setan.

Sehingga seorang ninja bisa ada kemungkinan terlepas dari akal sehatnya sebagai manusia, dan menjadi orang yang sangat berbahaya, tidak lagi berperikemanusiaan.

Berita Rekomendasi

"Yang pasti ninja tidak bisa terbang seperti burung terlihat di film-film. Itu hanya untuk membuat penampilan menarik saja, ninja di film-film yang kita lihat untuk hiburan. Tidak benar itu," kata dia.

Demikian pula warna warni baju ninja tidaklah benar.

Para murid GrandMaster Ninja Jepang, Masaaki Hatsumi (83) memberikan penghormatan pada leluhur, barulah memulai latihan Ninjutsu, ilmu dasar menjadi ninja.
Para murid GrandMaster Ninja Jepang, Masaaki Hatsumi (83) memberikan penghormatan pada leluhur, barulah memulai latihan Ninjutsu, ilmu dasar menjadi ninja. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Baju seragam ninja itu hanya untuk keperluan film saja. Kalau yang asli ya baju gelap memang biar tak mudah dilihat, tetapi bukan seragam hitam, apalagi putih dan bahkan ada seragam ninja warna pink. Jelas itu tidak benar," kata Kawakami.

Baju gelap itu layaknya baju petani yang biasa bekerja di sawah, menjadi gelap karena kotor terkena tanah dan kotoran lain.

Jadi bukan baju hitam dicat hitam seperti yang biasa yang kita lihat untuk seorang ninja yang sesungguhnya.

Baca: Persentase Jumlah Pekerja Asing Terbanyak di Kumamoto Jepang Ternyata Warga Negara Indonesia

Baca: Jumlah Warga Indonesia Status Ilegal di Jepang Capai 3.323 Orang

Kawakami berharap bagi yang ingin mempelajari ninja memang dipersilakan, tetapi dengan niatan baik disesuaikan zaman saat ini, misalnya untuk olahraga kesehatan tubuhnya.

"Tidak dilanjutkan dan tidak perlu dilanjutkan sampai menjadi ninja yang berilmu tinggi," ujar Kawakami.

Buku "Ninja Indonesia" dalam bahasa Indonesia akan diterbitkan dalam tahun ini.

Info lengkap dapat dibaca di http://ninjaindonesia.com/ atau email ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas