Sudah 10 Hari Diisolasi, Warga Wuhan Atasi Jenuh dengan Main Pingpong Sampai ke Restoran
Bagi sebagian besar penduduk Wuhan yang terperangkap di dalam rumah, kehidupan sehari-hari tidaklah mudah.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Sudah lebih dari 10 hari sejak Wuhan dikunci dan diisolasi, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seperti yang diketahui, Wuhan merupakan pusat penyebaran wabah virus corona yang mematikan.
Bagi sebagian besar penduduk yang terperangkap di dalam rumah, kehidupan sehari-hari yang mereka jalani tidaklah mudah.
Tetapi mereka berusaha sebaik mungkin untuk tidak membiarkan epidemi mempengaruhi mereka terlalu banyak.
Kota berpenduduk 11 juta orang di provinsi Hubei telah dikunci sejak 23 Januari. Penerbangan, kereta api dan bus yang berangkat dan memasuki Wuhan telah dibatalkan.
Selain itu, jalan raya untuk masuk dan keluar kota diblokir dan transportasi umum dihentikan.
Kota itu kemudian bahkan melarang beberapa kendaraan pribadi untuk membatasi pergerakan sebanyak mungkin.
Baca: BREAKING NEWS: Menkeu Era Orde Baru JB Sumarlin Meninggal Dunia
Banyak warga menemukan cara baru demi membuat tinggal di rumah tidak membosankan seperti kedengarannya.
Dalam satu video populer, yang mengumpulkan lebih dari 320 juta tampilan di Sina Weibo, seorang pria yang berbicara dalam dialek Wuhan terlihat berteriak pada kegelapan menanyakan apakah ada orang di luar sana.
Baca: Profil JB Smarlin: Anak Buruh Tani di Blitar, Dipercaya Pak Harto Jadi Arsitek Pembangunan Indonesia
"Orang-orang yang tinggal di gedung apartemen terdekat, buka jendelamu," katanya.
"Ayo kita mulai pertandingan berteriak. Aku jadi gila."
Kemudian, seorang pria lain menjawab: "Ya ampun. Aku juga ingin berbicara dengan seseorang. Ayo buka jendela dan hati kita untuk bicara."
Ada juga video populer di berbagai platform media sosial yang menunjukkan rutinitas latihan harian orang-orang - bangun sekitar tengah hari, berjalan-jalan kecil di ruang tamu mereka, di dapur, kamar tidur tamu dan kamar kecil dan kemudian kembali ke kamar tidur mereka.
Beberapa mencoba bermain bulutangkis di ruang keluarga mereka atau melakukan ping-pong di meja makan mereka.
Yang lain hanya memposting tangkapan layar dari hasil latihan harian mereka di media sosial, menunjukkan mereka berjalan kurang dari 100 langkah dalam sehari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.