Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Mengeluh Demam Pasca Ikut Jamuan Imlek, Corona Dikhawatirkan Meluas di Wuhan

Dua hari kemudian, kota berpenduduk 11 juta itu dikunci untuk mengkarantina pusat penyebaran virus corona.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Warga Mengeluh Demam Pasca Ikut Jamuan Imlek, Corona Dikhawatirkan Meluas di Wuhan
STRAITS TIMES
Warga Singapura beraktivitas di luar rumah dengan mengenakan masker karena kekhawatiran meluasnya penyebaran virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Sebuah kawasan di Koota Wuhan melaporkan setidaknya 10 kasus korban terinfeksi virus corona setelah pemerintah setempat mengizinkan 40.000 keluarga menggelar acara berbagi makanan buatan rumah dalam perjamuan Tahun Baru Imlek bulan Januari lalu.

Acara ini tetap dilakukan meskipun wabah sudah menyebar di seluruh kota Wuhan.

Banyak penduduk komunitas Baibuting di Provinsi Hubei, yang meliputi area seluas 4 km persegi dengan populasi 130.000 orang, mengalami gejala demam setelah menggelar acara tradisional pada 18 Januari.

Caixin Global melaporkan, kondisi itu mendorong pemerintah setempat untuk memberi label 57 bangunan tempat tinggal di lingkungan tersebut sebagai "bangunan demam".

"Pada 1 Februari, kami menemukan lebih dari 10 kasus yang diduga, dan setahu saya ada dua infeksi. Ada lebih banyak kasus yang tidak saya ketahui," kata seorang pekerja komunitas perumahan Baibuting kepada Caixin Global pada Selasa, 4 Februari 2020.

Warga di gedung yang disebut -masing-masing terdiri atas perumahan 14 unit- mengatakan mereka tidak disarankan oleh pejabat pemerintah tentang tindakan pencegahan apa yang harus diambil bahkan setelah pintu masuk bangunan mereka disisipkan dengan kertas merah bertuliskan "bangunan demam".

"Masuk dalam daftar 'demam' tidak mempengaruhi kehidupan kita. Kita tidak benar-benar keluar dari rumah sekarang. Kadang-kadang kita turun untuk membeli barang-barang dan tidak ada yang mengendalikan kita," kata seorang penduduk.

Berita Rekomendasi

Menurut pengamat ekonomi berbahasa Mandarin, setidaknya ada 10 kasus infeksi yang teridentifikasi pada 4 Februari.

Kasus-kasus pertama dari virus terdeteksi di Wuhan ketika para pekerja di Pasar Makanan Laut Hunan yang menjual makanan laut, hewan dan burung  mengalami sakit pneumonia misterius.

Pada 31 Desember tahun lalu, Tiongkok melaporkan serangkaian kasus untuk pertama kalinya ke Organisasi Kesehatan Dunia, 23 hari setelah pasien pertama mencari perawatan medis pada 8 Desember.

Hari berikutnya, pasar makanan laut ditutup.

Dalam sebuah wawancara pada 21 Januari dengan siaran televisi Cina CCTV, walikota Wuhan Zhou Xianwang berpendapat bahwa acara tahunan itu mendapat lampu hijau tahun ini meskipun ada risiko yang terlibat, karena keputusan itu dibuat "berdasarkan penilaian bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas".

Baca: Anies Baswedan Kantongi Restu Istana Lanjutkan Revitalisasi Monas, Mensesneg Minta Ini. . .

Pada hari wawancara itu ditayangkan, China mengonfirmasi 291 kasus infeksi, termasuk 270 kasus di Hubei.

Baca: Politisi Gerindra Andre Rosiade Punya Kekayaan Rp 25,1 Miliar, Mengoleksi Mercedes-Benz S350AT

Zhou juga mengungkapkan, enam warga Wuhan telah meninggal setelah tertular virus.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas