Mardani Ali Sera Ungkap Alasan Dirinya Anggap WNI Eks ISIS sebagai Korban, Samakan WNI dari Wuhan
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera anggap WNI eks ISIS sebagai korban propaganda, samakan dengan WNI dari Wuhan China yang hindari virus corona.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Miftah
Mardani beranggapan harusnya pemerintah bisa memberi perlakuan yang sama dengan memperjuangkan pemulangan WNI eks ISIS.
Bahkan ia meyakini jika pemerintah berhasil memulangkan WNI eks ISIS, maka derajat peradaban masyarakat bisa terangkat.
"Dan mestinya sama gitu loh (dengan WNI eks ISIS). Mereka yang korban di sana juga kalau kita bisa selesaikan, derajat peradaban masyarakat Indonesia kita naik," ungkap Mardani.
Ia berharap pemerintah tidak mengabaikan para WNI eks ISIS lantaran dikhawatirkan malah akan menimbulkan masalah baru di luar negeri.
"Karena ada masalah itu jangan kita avoiding, jangan 'Enggak, ini bukan urusan kita'," tegas Mardani.
"Kalau enggak kita urus, dia akan jadi masalah di tempat yang lain yang kita tinggal dalam planet yang sama," imbuhnya.
Berikut video lengkapnya:
Mantan Teoris Khawatir WNI Eks ISIS Kumat
Mantan teroris Sofyan Tsauri mencemaskan WNI eks ISIS tidak benar-benar menyesali perbuatannya dan akan kembali berbuat onar ketika dipulangkan oleh pemerintah Indonesia.
Sofyan menjelaskan bahwa rakyat Indonesia banyak yang mengkhawatirkan WNI eks ISIS hanya memanfaatkan kesempatan untuk bisa pulang dan nantinya kembali menjadi teroris.
"Yang kita khawatirkan sebetulnya bentuk pragmatisme atau opportunity ya, artinya mereka berpura-pura mengadakan tauriyah atau kitnan atau disebut juga dengan takiya," jawab Sofyan.
"Mereka berpura-pura menyesal, lalu kemudian mereka masuk (dengan ideologi terorisme), ini yang kita khawatirkan," sambungnya.
Sofyan kemudian menjelaskan kasus para WNI yang pernah dideportasi dari luar negeri dan kembali menjadi teroris.
Baca: PKS Heran Jokowi Belum Putuskan: Kenapa Ribut, 50 WNI Eks ISIS Sudah Pernah Dipulangkan Tahun 2016
Di antaranya adalah Muhammadf Aulia yang terhubung dengan kelompok ISIS di Khurasan.